Satgas Jatim Ungkap Pasien Positif COVID-19 Selama Dua Pekan Dominan dari Klaster Keluarga

Klaster keluarga muncul di sejumlah wilayah di Jawa Timur. Ini imbauan Satgas COVID-19 Jawa Timur

oleh Dian Kurniawan diperbarui 04 Nov 2020, 15:48 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Surabaya - Juru bicara Satgas Covid-19 Jatim, dr Makhyan Jibril Al Farabi menyebut selama dua pekan terakhir tercatat sebanyak 301 orang terkonfirmasi positif COVID-19. Jibril menuturkan, pasien terkonfirmasi positif COVID-19 tersebut masuk dalam klaster keluarga.

"Jadi update klaster selama dua minggu terakhir, ada bermacam-macam. Seperti klaster riwayat perjalanan, klaster mall, klaster keluarga, serta beberapa klaster lainnya. Tapi memang paling banyak memang klaster keluarga," ujar Jibril, Rabu (4/11/2020). 

Klaster keluarga muncul di sejumlah wilayah di Jawa Timur. Paling banyak Banyuwangi dan Bondowoso. Kemudian juga ditemukan di Kota Mojokerto, Probolinggo, Kediri dan beberapa lagi lainnya. 

Angka itu belum termasuk libur panjang akhir Oktober 2020. Jibril mengatakan, klaster yang muncul saat libur panjang belum bisa dilihat. Sebab, masa inkubasi dari virus corona baru (Sars-CoV-2) penyebab COVID-19 selama 7-14 hari. "Jadi klaster yang muncul dari long weekend baru terlihat 1-2 minggu lagi," tegasnya.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Munculnya Klaster Keluarga

Ilustrasi Virus Corona. (Bola.com/Pixabay)

Oleh karena itu, ia mengingatkan agar protokol kesehatan tetap ditegakkan. Penyebab munculnya klaster keluarga ini berasal dari luar rumah.

Seseorang yang membawa virus biasanya mengabaikan protokol kesehatan saat berada di luar. Kemudian mereka tidak sadar telah terjangkit. 

Dengan tidak mencuci tangan dan membersihkan diri lalu langsung berinteraksi dengan orang di dalam rumah lainnya. "Tidak semua anggota keluarga memiliki imun yang kuat. Mereka yang imunnya lemah biasanya mudah tertular," tegasnya. 

Ia menyarankan idealnya, standar protokol kesehatan tetap diterapkan meski berada di dalam rumah. Selain itu saling menjaga kesehatan agar imun tubuh tetap kuat. "Ini artinya penerapan protokol kesehatan jangan sampai lengah," tandasnya. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya