Waspada, Petani di NTT Jangan Sampai Terjebak dan Tertipu Hujan

Jika sudah terjebak, risikonya gagal panen.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Nov 2020, 05:00 WIB
Terlihat sawah mengering, tanah yang sudah ditumbuhi padi semakin mengering dan tananya pun pecah. Para petani terpaksa mencabut paksa kacang yang ditanam lantaran tidak memiliki air, mereka sebut gagal panen. (Liputan6.com/ Jhon Gomes)

Liputan6.com, Kupang - Demi mencegah gagal panen, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang, Apolinaris Geru, mewanti-wanti para petani di Nusa Tenggara Timur untuk tidak terjebak hujan tipuan.

"Kami perlu mengingatkan bahwa NTT belum memasuki musim hujan. Tidak boleh terjebak hujan tipuan kemudian menanam karena berisiko gagal tanam," katanya, Rabu (4/11/2020).

Geru mengatakan, hujan yang mengguyur sejumlah wilayah di NTT akhir-akhir ini dipicu oleh pembelokan angin sehingga terjadi perlambatan pergerakan angin, yang memungkinkan terjadinya pertumbuhan awan yang menyebabkan terjadinya hujan.

"Selain dikarenakan suhu muka laut di perairan sekitar NTT yang hangat sehingga lebih banyak mensuplai uap air ke atmosfer untuk selanjutnya terbentuk awan dan hujan," katanya.

Karena itu, dia mengimbau masyarakat petani untuk mewaspadai hujan tipuan (false rain).

False rain adalah hujan yang terjadi di awal masuknya musim penghujan tapi secara klimatologis masih belum masuk musim hujan.

"Jangan sampai masyarakat menganggap bahwa saat ini sudah masuk musim penghujan dan bisa mulai menanam. Secara klimatologi saat ini belum masuk musim penghujan dan masih dalam masa transisi," katanya.

Apolinaris juga mengimbau masyarakat petani lahan tadah hujan/tegalan atau lahan kering di pulau Timor agar tidak langsung mengambil sikap untuk menanam karena akan berisiko gagal tanam.

"Jangan dulu tanam karena saat ini belum masuk musim penghujan," katanya lagi.

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya