Liputan6.com, Washington, D.C. - Joe Biden dari Partai Demokrat diprediksi menang pemilu Amerika Serikat versi puluhan hasil lembaga survei. Namun, Donald Trump kini mulai di atas angin dan kubu Biden sedang harap-harap cemas.
Donald Trump juga sudah menyatakan kemenangan besar, meski suara belum seluruhnya dihitung.
Baca Juga
Advertisement
Yang menarik disorot adalah bagaimana jika Donald Trump kalah? Apalagi dia sudah menyatakan kemenangan.
Pemerhati politik Amerika Serikat Didin Nasirudin menilai, kerusuhan berpotensi terjadi jika kemengangan yang diraih Trump atau Biden tipis. Ia menilai negara bagian kawasan Great Lakes menjadi titik rentan.
"Di beberapa negara bagian seperti Michigan, kemudian Pennsylvania, di negara bagian Great Lakes, itu yang mungkin potensinya lumayan besar," ujar Didin kepada Liputan6.com, Rabu (4/11/2020).
Negara Great Lakes adalah Illinois, Indiana, Michigan, Minnesota, New York, Ohio, Pennsylvania dan Wisconsin. Donald Trump sudah unggul di Illinois, Indiana, dan Ohio, sementara Joe Biden menang di Minnesota dan New York.
Sepanjang 2020, kerusuhan sempat terjadi di New York akibat protes terkait isu rasisme. Daerah Times Square menjadi korban penjarahan. Kini, pebisnis di Times Square juga mulai menjaga toko-toko mereka untuk mengantisipasi kerusuhan akibat Pemilu AS.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Mahkamah Agung
Seminggu sebelum pilpres AS, Presiden Donald Trump mengangkat hakim agung baru, yakni Amy Coney Barret. Formasi hakim di Mahkamah Agung AS kini didominasi kubu konservatif.
Namun, hal itu belum tentu berpengaruh jika hasil sengketa pilpres AS dibawa ke MA.
"Mereka tetap menjaga reputasi sebagai sebuah institusi yang fair," ujar Didin.
Ia menyebut ada beberapa faktor yang menentukan atmosfer pilpres di AS. Pertama, berapa selisih suaranya. Kedua, siapa yang menang. Ketiga, berapa negara bagian yang menjadi sengketa.
"Kalau melibatkan lebih dari satu negara bagian, repot," jelas Didin.
Advertisement