Liputan6.com, Jakarta - Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggandeng empat tim ahli olahraga disabilitas untuk mengembangkan olahraga senam bagi anak berkebutuhan khusus atau disabilitas. Hal ini untuk meningkatkan imunitas anak berkebutuhan khusus selama masa pandemi COVID-19.
Ketua tim peneliti Pengembangan Olahraga Disabilitas Unesa, Dr Abdul Rahman Syam menuturkan, dosen Unesa melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan fokus utama pengabdian dosen kepada anak berkebutuhn khusus yang memerlukan perhatian pada 2020.
"Dalam kegiatan ini kami menggandeng empat tim ahli olahraga disabilitas untuk mengembangkan olahraga senam pada anak berkebutuhan khusus. Apalagi di masa pandemi ini upaya pencegahan banyak diutamakan bagi masyarakat secara umum. Tapi bagi mereka (anak berkebutuhan khusus) kurang mendapat perhatian," tutur dia, seperti dikutip dari Antara, Rabu (4/11/2020).
Baca Juga
Advertisement
Abdul Rahman sapaan akrabnya menuturkan, peningkatan imun akan sangat bermanfaat bagi mereka dalam mempertahankan tubuh dari infeksi virus. Terlebih tidak mudah dalam menerapkan perlakukan olahraga bagi anak berkebutuhan khusus.
"Tapi tim PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) memiliki trik jitu agar mereka menyukai kegiatan PKM ini," kata dia.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Partisipasi Masyarakat Meningkat
Terbukti, kata dia, dalam kurun waktu dua bulan, partisipasi masyarakat semakin meningkat. Hal ini karena peneliti melakukan kombinasi aktivitas fisik dengan berbagai permainan agar mereka menjadi lebih tertarik.
"Banyak orang tua memberikan feedback positif dalam kegiatan ini, salah satu mereka mengatakan jika tingkat kemarahan anak semakin menurun dan mereka semakin terkontrol," katanya.
Selain dosen, terdapat mahasiswa dari Fakultas Ilmu Olahraga (FIO) yang terlibat dalam kegiatan ini.
Pihaknya berharap kontribusi mahasiswa dapat menjadi agen perubahan di daerah masing-masing dalam pengembangan olahraga disabilitas bagi anak berkebutuhan khusus di daerah-daerah masih sangat sedikit.
Advertisement