Liputan6.com, Surabaya - Calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Calon Wakil Wali Kota Armudji menanyakan tentang rencana untuk menurunkan indeks rasio gini atau tingkat kesenjangan, Calon Wali Kota Machfud Arifin dan Calon Wakil Wali Kota Mujiaman menjelaskan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
”Indeks gini akan berapa pada lima tahun ke depan dan bagaimana cara mencapainya?” tanya Armudji kepada Machfud dan Mujiaman pada debat perdana Pilkada Surabaya 2020, Rabu (4/11/2020) malam.
Advertisement
”Terima kasih pertanyaannya. IPM di Surabaya memang nomor satu di Jawa Timur, tapi secara nasional nomor 12. Terkait dengan namanya prioritas sebagai anggota Bappeko, kita ini punya sister city 13, kita hanya mampu 0,14 persen investasi yang ada di Surabaya, menggambarkan kepercayaan internasional di Surabaya masih rendah,” ujarnya.
”Ini menggambarkan investasi di Surabaya tidak nyaman,” ujar mantan Kapolda Jawa Timur tersebut.
Belum menjelaskan soal indeks gini di Surabaya, Mujiaman kembali mengulang-ulang soal investasi.
Moderator kemudian menyilakan Eri dan Armudji untuk menanggapi.
“Saya hanya tanya satu. Indeks gini itu berapa, lima tahun ke depan itu rencananya berapa dan bagaimana caranya? Nah ini juga tidak dijawab lagi,” kata Eri.
Indeks gini sendiri adalah indikator untuk mengukur kesenjangan pendapatan dan kekayaan warga. Indeks ini digunakan untuk menilai tingkat kesenjangan di sebuah wilayah dengan nilai 0 sampai 1. Apabila koefisien GINI bernilai 0 berarti pemerataan sempurna, sedangkan mendekati 1 berarti kesenjangan meningkat.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Debat Perdana Pilkada Surabaya 2020 Angkat Tema Masalah COVID-19
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya memperketat protokol kesehatan dalam debat publik perdana pemilihan kepala daerah (pilkada) Surabaya 2020 pada Rabu, 4 November 2020.
Pada debat publik perdana Pilkada Surabaya mengambil tema “Menjawab permasalahan dan tantangan Kota Surabaya di era pandemi COVID-19”.
"Fungsi debat publik menyebarkan profil, visi misi dan program paslon (pasangan calon) serta menggali persoalan yang dibahas saat ini," kata Ketua KPU Surabaya Nur Syamsi saat media breafing debat publik Pilkada Surabaya di kantor KPU Surabaya, Rabu,4 November 2020, seperti dikutip dari Antara.
Ada dua moderator yang akan memandu dalam debat publik kali ini yakni Helmi Kahaf dan Rina Fahlevi. Sedangkan debat ini disiarkan langsung di YouTube KPU Surabaya, Jtv, TVRI dan SBO Tv.
Adapun panelis yang dihadirkan dalam debat kali ini adalah Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof. Nurhasan, Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) Dr. Sukadiono, Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Prof. Dr. David S. Perdanakusuma dr SpBP-RE (K), Dr. Romy Hermawan dari Universitas Brawijaya Malang, dan Akhmad Jayadi dari Unair.
Nur Syamsi mengatakan, dalam debat publik pilkada kali ini, pihaknya memperketat protokol kesehatan sebagai anjuran Gugus Tugas COVID-19 Surabaya.
"Yang pasti semua pihak yang ada di debat publik harus menjaga protokol kesehatan, misalnya tidak boleh melepas masker dan menjaga jarak minimal satu meter," ujar dia.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga membatasi peserta yang masuk di dalam ruang debat publik sebagaimana Peraturan KPU. "Paling banyak di dalam ruang paling banyak 30 orang di luar kru TV," ujarnya.
Diketahui Pilkada Surabaya 2020 diikuti pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Armuji. Paslon nomor urut 01 tersebut diusung oleh PDI Perjuangan dan didukung oleh PSI.
Selain itu mereka juga mendapatkan tambahan kekuatan dari enam partai politik non parlemen, yakni Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Hanura, Partai Berkarya, PKPI, dan Partai Garuda.
Sedangkan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman dengan nomor urut 02 diusung koalisi delapan partai yakni PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat dan Partai Nasdem serta didukung partai non-parlemen yakni Partai Perindo.
Advertisement