Menunggu Hasil Pilpres AS, Bursa Asia Menguat

Indeks saham Nikkei 225 Jepang naik 0,99 persen. Sementara Indeks Topix Jepang juga diperdagangan 0,45 persen lebih tinggi.

oleh Tira Santia diperbarui 05 Nov 2020, 08:46 WIB
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Kamis ini. Investor terus menunggu hasil pemilihan presiden (Pilpres) AS.

Dua kandidat yang bertarung dalam pilpres ini adalah Joe Biden dari Partai Demokrat dan Donald Trump dari Partai Republik.

Mengutip CNBC, Kamis (5/11/2020), Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,99 persen. Sementara Indeks Topix Jepang juga diperdagangan 0,45 persen lebih tinggi.

Di Korea Selatan, indeks saham Kospi dibuka naik 1,54 persen. Sementara di Australia juga naik tipis dengan S&P/ASX 200 menguat 0,95 persen.

Ekspor barang dan jasa Australia naik 4 persen secara bulanan pada September dengan basis yang disesuaikan secara musiman.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang yang menjadi patokan bursa saham Asia, diperdagangkan 0,51% lebih tinggi.

Fokus investor tetap pada Pilpres AS, meskipun perhitungan suara di beberapa negara bagian memakan waktu hingga akhir pekan ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Wall Street Melambung Meski Pilpres AS Belum Memperlihatkan Hasil

Reaksi pasar negatif terhadap penyelesaian utang Yunani membuat indeks saham Dow Jones merosot 348,66 poin ke level 17.598.

Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta). Penguatan bursa saham di New York Amerika Serikat (AS) tersebut terjadi meskipun hasil pemilihan presiden (pilpres) AS belum terlihat.

Mengutip CNBC, Kamis (5/11/2020), Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 367,63 poin atau 1,3 persen menjadi 27.847,66. indeks ini sempat melonjak lebih dari 800 poin pada sesi awal sebelum memudar sedikit saat penutupan.

S&P 500 naik 2,2 persen atau 74,42 poin menjadi 3.443,44. Indeks acuan ini juga sempat naik 3,5 persen pada hari sebelumnya.

Untuk Nasdaq Composite yang sebagian besar berisikan saham-saham teknologi melonjak 3,9 persen atau 430,21 poin menjadi 11.590,78.

Para pelaku pasar sepertinya sudah tidak lagi memperhatikan pilpres AS antara petahana Donald Trump dan Joe Biden. Saat ini pelaku pasar justru memperhatikan atau berkonsentrasi dengan sentimen pertempuran senat, dimana peluang Partai Republik akan tetap memegang kendali.

"Saya pikir berita besar untuk pasar saat ini setidaknya seperti yang terlihat pada permulaan adalah bahwa tidak akan ada gelombang biru, yang umumnya mendukung pasar," kata Direktur Pelaksana Perdagangan Barclays, Mike Lewis. Biru adalah warna untuk Partai Demokrat.

"Saya pikir sentimen ke depan lebih kepada kebijakan The Fed daripada tentang politik, yang merupakan hal yang baik untuk pasar." tambah dia.

NBC News melaporkan Presiden Donald Trump diproyeksikan akan memenangkan pemilihan presiden di Florida, Indiana, Alabama, North Dakota dan Kentucky dan juga South Dakota, Arkansas dan Ohio.

Sedangkan Calon dari Demokrat Joe Biden diproyeksikan akan memenangkan di Maine, Vermont, Delaware, Maryland dan Massachusetts serta Colorado, New York dan Virginia.

Masih menurut NBC News, Joe Biden tampaknya tidak dapat mengambil alih North Carolina. Trump masih memimpin di negara bagian itu. Namun, Biden memimpin di Arizona dan Michigan.

Kedua kandidat mengklaim memenangkan pemilihan tersebut. "Saya ingin berbagi dengan Anda semua bahwa Joe Biden berada di jalur yang tepat untuk memenangkan pemilihan ini dan dia akan menjadi presiden Amerika Serikat berikutnya," kata manajer kampanye Biden Jen O'Malley Dillon.

Trump mengatakan kepada para pendukungnya di Gedung Putih sebelum pukul 02.30 bahwa dia memenangkan segalanya dan dia memang memenangkan pilpresini.

“Kami bersiap untuk perayaan besar. Kami memenangkan segalanya, dan tiba-tiba saja dibatalkan, "kata Trump.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya