377 Rumah di Kawasan Candi Borobudur Disulap Jadi Homestay

pengembangan pondok wisata di kawasan Candi Borobudur akan dibuat dengan konsep koridor yang dilengkapi parkir motor, deret warung, dan deret hunian

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 05 Nov 2020, 13:10 WIB
Stupa-stupa Budha terlihat di candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia 10 Mei 2016. Menurut Kepala Balai Konservasi Borobudur Marsis Sutopo untuk mengajukan arsip sebagai Memory of the World tidak bisa tunggal. (AFP Photo/Goh Chai Hin)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memperbaiki kualitas rumah untuk pengembangan usaha pondok wisata (homestay) dan usaha pariwisata lainnya di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Candi Borobudur.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur merupakan salah satu prioritas dalam penataan KSPN. Pembangunan infrastruktur pada setiap Bali Baru ini juga direncanakan secara terpadu, baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, hingga sanitasi.

"Untuk pariwisata, pertama yang harus diperbaiki infrastrukturnya, kemudian amenities (fasilitas) dan event, baru promosi besar-besaran. Kalau hal itu tidak siap, wisatawan datang sekali dan tidak akan kembali lagi. Itu yang harus kita jaga betul. Prinsipnya adalah merubah wajah kawasan dilakukan dengan cepat, terpadu, dan memberikan dampak bagi ekonomi lokal dan nasional," imbuh Menteri Basuki, Kamis (5/11/2020).

Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa III Daerah Istimewa Yogyakarta, Ditjen Perumahan Kementerian PUPR pada 2020 telah mengalokasikan peningkatan kualitas rumah untuk pengembangan usaha pondok wisata (homestay) dan usaha pariwisata lainnya di kawasan Candi Borobudur melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).

Alokasi dana untuk program yang dikenal dengan sebutan bedah rumah ini terdiri dari dua jenis, yakni sebesar Rp 43,35 miliar untuk perbaikan dan pengembangan rumah yang memiliki fungsi usaha, dan Rp 12,25 miliar untuk untuk perbaikan dan pengembangan rumah tanpa fungsi usaha.

Program BSPS di KSPN Candi Borobudur tersebut dialokasikan untuk peningkatan kualitas rumah dengan fungsi homestay dan usaha pariwisata lainnya sebanyak 377 unit, serta peningkatan kualitas rumah tanpa fungsi usaha di koridor sebanyak 350 unit yang tersebar di 15 desa/kelurahan.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Konsep Klaster

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di wisata Candi Borobudur, Rabu (10/6).

Hingga saat ini tercatat progres pembangunan tahap 1 sebanyak 80 unit berjalan dengan rutin dan mengalami progres yang signifikan dari tiap pekannya. Dengan rata-rata progres dari masing-masing desa dengan rincian Kelurahan Mendut sebesar 73,33 persen, Desa Wanurejo 80,58 persen, Desa Borobudur 90,91 persen, dan Desa Karangrejo 84,24 persen.

Selanjutnya dari ketiga desa/kelurahan pada tahap 2 dan 3 percepatan dengan total 36 unit homestay, sudah dimulai pengerjaan penggalian pondasi pada 3 desa/kelurahan, yakni Borobudur, Mendut-Bojong dan Candirejo.

Konsep pengembangan pondok wisata tersebut berupa rumah mengelompok (kluster) yang dilengkapi jalan setapak antar rumah/jalan lingkungan yang menghubungkan satu rumah dengan yang lain, penerangan jalan setapak/lingkungan, taman, drainase, jaringan air bersih, tempat pembuangan sampah, dan tempat duduk di taman.

Selain berbentuk kluster, pengembangan pondok wisata juga akan dibuat dengan konsep koridor yang dilengkapi parkir motor, deret warung, dan deret hunian. Konsep koridor tersebut mengadopsi budaya setempat yang salah satunya diterapkan di Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya