Penasihat Spiritual Donald Trump Sebut Malaikat Bantu Pemilu AS 2020

Paula White-Cain, Penasihat spiritual Donald Trump, menyebut malaikat datang untuk menangkan Trump pemilu AS 2020.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 06 Nov 2020, 11:13 WIB
Paula White-Cain. Penasihat spiritual Presiden AS Donald Trump. Dok: Facebokk Paula White-Cain.

Liputan6.com, Washington, D.C. - Penasihat spiritual Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Paula White-Cain, menyebut ada gangguan iblis di pemilu AS 2020. Ia lantas meminta Tuhan agar mengirim malaikat.

Paula menggelar doa bersama untuk mengekspos adanya pada Rabu 4 November 2020 waktu setempat. Ia berkata ada "konfederasi iblis" dan "rencana dan jaringan iblis" yang mengganggu pemilu AS.

Penasihat Donald Trump itu berdoa agar Tuhan mengekspos rencana-rencana jahat di pemilu AS, terutama di enam negara bagian. Ia tak menyebut negara bagian mana yang dimaksud.

"Ini bukan pertempuran politik, ini pertarungan spiritual, ini pertempuran baik dan jahat," ujar Paula White-Cain seperti dikutip pada Kamis (5/11/2020).

"Saya mendengar suara kemenangan," ujar Paula berkali-kali. Ia juga berkata pasukan malaikat dari Afrika dan Amerika Selatan dikirim ke AS

"Malaikat dikerahkan sekarang. Malaikat dikirim sekarang," ujarnya.

"Malaikat dikirim dari Afrika sekarang, mereka datang ke sini, atas nama Yesus, mereka datang dari Amerika Selatan, mereka datang ke sini."

Paula White-Cain merupakan pendiri Without Walls International Church yang bangkrut pada 2014. Donald Trump menunjuknya sebagai penasihat Gedung Putih pada Faith & Opportunity Initiatife pada 2019.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Pendukung Biden Pawai Damai di New York, Demo Loyalis Trump Ricuh di Detroit

Orang-orang berkumpul di Fifth Avenue selama unjuk rasa "Hitung Setiap Suara" di New York pada 4 November 2020, saat Joe Biden mendekati suara elektoral yang diperlukan untuk memenangkan kursi kepresidenan. (Foto: AFP / Timothy A Clary)

Ribuan pendukung Joe Biden tengah melakukan pawai damai pada Rabu 4 November 2020 malam di New York, untuk menuntut setiap suara dalam pemilihan presiden yang ketat dihitung, ketika beberapa pendukung Donald Trump memprotes di Detroit menuntut penghentian penghitungan suara di negara bagian utama Michigan.

Mengutip laman Channel News Asia, Kamis (5/11/2020), demonstran di New York berlangsung damai dan berlangsung selama beberapa generasi, dengan para demonstran bergerak dari Fifth Avenue menuju Washington Square Park di Greenwich Village, Manhattan.

Di kubu Demokrat di New York, para demonstran berharap, tetapi masih berhati-hati untuk memanggil kandidat mereka yaitu Biden.

"Kami perlu menghitung setiap suara dalam pemilihan ini," kata Sarah Boyagian, bagian dari Koalisi Lindungi Hasil di balik demonstrasi yang diselenggarakan di bawah pengawasan ketat polisi.

"Donald Trump telah mengklaim pemilihan sebelum setiap suara dihitung dan kami mengirimkan pesan bahwa itu tidak dapat diterima," kata pria berusia 29 tahun itu kepada AFP.


Aksi Protes di Detroit Ricuh

Sebuah surat kabar lokal menampilkan halaman depan pemilihan presiden AS antara Presiden Donald Trump dan penantangnya dari partai Demokrat, Joe Biden di sebuah toko di Kabul, Afghanistan pada Kamis (5/11/2020). (AP Photo/Rahmat Gul)

Sementara itu, protes yang terjadi di Detroit, di luar pusat pemrosesan surat suara jauh lebih tegang, menurut seorang fotografer AFP dan video yang beredar di media sosial.

Teriakan "Hentikan hitungan!" terdengar di kota Michigan - di mana media AS menyatakan Biden sebagai pemenang - ketika kampanye Trump mengumumkan gugatan untuk mencoba menangguhkan penghitungan suara, mengklaim timnya ditolak akses yang tepat untuk mengamati penghitungan suara.

Video yang beredar di media sosial menunjukkan pengunjuk rasa dengan tinju terangkat dicegah memasuki pusat oleh polisi.

Dengan 16 suara elektoral Michigan, Biden sekarang memiliki total 264 suara - enam poin di bawah jumlah 270 yang dibutuhkan untuk memenangkan kursi kepresidenan AS.


Peta Hasil Pemilu AS 2020:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya