Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meyakini Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2020 dapat mendukung target keuangan inklusif sebesar 90 persen pada akhir 2024 sesuai arahan presiden.
Hal itu disampaikan oleh Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara, dalam Penutupan Bulan Inklusi Keuangan 2020, Kamis (5/11/2020).
Advertisement
Tirta menjelaskan ada 4 alasan BIK 2020 sangat penting. Pertama, pembangunan di segala bidang termasuk teknologi, infrastruktur, jaringan dan sebagainya yang sekarang ini sudah terpasang ke seluruh pelosok nusantara harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Tidak hanya masyarakat kota tapi juga masyarakat di daerah yang terpinggir, terdepan, maupun yang jauh di pedesaan harus dapat memperoleh akses keuangan, dan melakukan transaksi dengan cepat, aman, dan murah,” kata Tirta.
Kedua, inklusi keuangan diyakini berkorelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi. Jadi meningkatnya inklusi keuangan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu meluasnya akses keuangan dapat mengurangi ketimpangan kesejahteraan masyarakat.
Peran inklusi keuangan yang ketiga, yakni utamanya pada saat pandemi Covid-19 adalah mendorong proses pemulihan ekonomi nasional. Ini diantaranya sebagai kelancaran pemberian financial support bagi seluruh lapisan masyarakat dan para pelaku UMKM, terutama yang sulit dijangkau oleh produk keuangan formal.
Keempat, inklusi keuangan disertai dengan tingkat literasi keuangan yang memadai akan mendukung ketahanan keuangan masyarakat dalam situasi dan kondisi apapun.
“Oleh karena itu OJK bersama dengan Kementerian lembaga terkait, dan lembaga jasa keuangan atau LJK kembali menyelenggarakan bulan inklusi keuangan yang kita laksanakan pada setiap bulan Oktober,” ungkapnya.
Dirinya meyakini perluasan keuangan melalui BIK ini dapat menjadi salah satu upaya untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19. Meskipun BIK tahun ini dilaksanakan secara virtual, namun tidak mengurangi esensi dan semangat inklusi keuangan.
“Bahkan kita memperoleh capaian yang melampaui target dan mampu menjangkau beragam lapisan masyarakat yang lebih luas,” pungkasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bulan Inklusi Keuangan Ditutup, OJK Mampu Gaet 825.272 Rekening Baru
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selama Bulan Inklusi Keuangan (BIK) yang berlangsung 1 bulan, telah menghasilkan 789.025 rekening tabungan selain tabungan pelajar dengan nominal sekitar Rp 35,51 triliun.
Sementara khusus untuk pembukaan tabungan pelajar OJK mampu meraih 825.272 rekening dengan nominal sekitar Rp 367 miliar. Hal itu melebihi target semula yakni 500 ribu rekening pelajar.
“Capaian ini jauh melampaui target yang telah ditetapkan sebesar 500 rekening yang kemarin kami sudah sampaikan pada saat pembukaan BIK pada 5 Oktober yang lalu,” kata Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kristianti Puji Rahayu, dalam Penutupan Bulan Inklusi Keuangan 2020, Kamis (5/11/2020).
Lanjutnya, dari keseluruhan rekening tabungan pelajar dimaksud diantaranya telah memiliki fitur layanan perbankan digital.
Selain itu OJK telah melakukan penyaluran kredit atau pembiayaan selama BIK dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional dan pembiayaan UMKM.
OJK mencatat telah menyalurkan pembiayaan UMKM ataupun ritel di daerah kepada 419.101 debitur dengan total penyaluran sebesar Rp 19,27 triliun.
Menurutnyam penyaluran tersebut merupakan kerja keras dari seluruh pihak yang telah bersama-sama dengan OJK mewujudkan capaian tersebut.
“Kami juga mencatat di perasuransian tercatat ada 44.758 pembukaan polis asuransi baru dan juga di pasar modal ada 410.142 rekening, di pembiayaan ada sekitar 92.672 debitur dan Pegadaian ada 10.667 rekening, dan fintech ada sekitar 82.000 akun,” pungkasnya.
Advertisement