Strategi Dua Paslon Pilkada Surabaya Tekan Stunting

Dua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya mengikuti debat publik perdana Pilkada Surabaya pada 4 November 2020.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Nov 2020, 17:57 WIB
Ilustrasi pilkada serentak (Liputan6.com/Yoshiro)

Liputan6.com, Jakarta - Calon wali kota Surabaya nomor urut 2, Machfud Arifin menuturkan, salah satu hal paling penting untuk keunggulan dan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) yang diperhatikan yaitu ibu hamil.

"Ini yang harus diperhatikan pemerintah, harus hadir untuk bisa memberikan kesejahteraan. Karena ini untuk generasi masa depan.” ujar Machfud saat debat perdana Pilkada Surabaya, Rabu, 4 November 2020.

Ia juga mengkritik dan menanyakan sebuah video yang berisikan calon walikota nomor urut satu, yaitu Eri mengatakan  Surabaya telah bebas stunting.  "Apakah benar di Surabaya ini telah bebas stunting? itu pertanyaan saya,” ujar dia 

Machfud juga menyangkal Eri terkait datanya yang menyebutkan Surabaya nol stunting, dengan mengatakan dari data yang dia miliki, berdasarkan data dari pemkot angka stunting di Surabaya ada 15 ribu lebih. Bahkan, ia menambahkan bahwa data dari Bappenas menunjukkan angka lebih dari 22 ribu. 

"Enggak tahu di sini bisa turun, data dari mana? Di masa pandemi ini, apakah ada petugas posyandu yang pada saat bulan Maret, April? rasanya tidak ada faktanya itu.” tegasnya.

Kemudian, calon wakil wali kota Surabaya nomor urut 2 Mujiaman mengungkapkan masih buruknya sistem informasi bagi ibu hamil dan kesehatan warga.

Ia juga berjanji akan membangun sistem informasi kesehatan yang layak dan memastikan para ibu hamil mendapatkan pendampingan yang cukup. Tujuannya agar surabaya nol persen kasus stunting.

"Kita sangat menghargai seribu hari pertama kehidupan. ini akan kita bantu dengan makanan, pembinaan, juga pembinaan pra nikah, kita harus lakukan itu," tutur dia.  

Ia juga menambahkan, kehidupan 1.000 hari pertama sangatlah penting, yang menyangkut bukan hanya berat dan tinggi badan. Namun, juga metabolisme dan penyakit bawaan. Mujiaman juga berjanji akan fokus terhadap pengurangan kasus stunting di Surabaya.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Upaya Eri-Armudji Tekan Stunting

Ilustrasi pilkada serentak (Liputan6.com/Yoshiro)

Calon Walikota Surabaya nomor urut satu, Eri Cahyadi memiliki strategi menekan angka stunting. Salah satu dengan memberikan apresiasi kepada para Bunda Posyandu.

Eri bersama Armuji berencana memberikan tunjangan apresiasi Rp 400 ribu kepada Bunda Posyandu di Surabaya setiap bulan. Dia menuturkan, jika Bunda Posyandu diperhatikan, potensi bayi stunting akan minim. Sebab, yang selama ini turun memberikan sosialisasi ke ibu-ibu di perkampungan adalah Bunda Posyandu.

"Saya selalu katakan bayi stunting itu yang hebat adalah Bunda-bunda Posyandu. Bagaimana turun ke bawah, biar bisa memberikan informasi. Bunda Posyandu merupakan pemimpin sejati. Kita akan berikan apresiasi, kita naikkan mejadi 400 ribu per bulan. Kita naikkan apresiasi, bukan intensif loh," ujar Eri.

Ia juga menegaskan, untuk penanganan bayi stunting, pihaknya akan memprioritaskan yang ber-KTP Surabaya. Dia menuturkan, kesehatan tidaklah hanya menyangkut warga Surabaya, namun semua yang hidup di Surabaya. Kemudian ia juga akan menelusuri, apakah bayi tersebut lahir di luar atau di dalam kota saat kondisi stunting.

"Ketika beliau (ibu hamil) ada di luar kota, ketika kembali dengan kondisi yang tidak memungkinkan, akhirnya muncul bayi stunting. Karena itu yang kita kuatkan adalah Bunda Posyandunya. Agar ketika ada yang dari luar Surabaya masuk menjadi KTP Surabaya, itulah fungsinya. Jadi kalau dikatakan bayi stunting di Surabaya itu dikatakan apakah dia memang sejak awal ada di Surabaya atau apakah ketika dia masuk ke Surabaya, dalam kondisi ketika mengandung ataupun melahirkan, sudah kekurangan gizi,” ujar dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya