Liputan6.com, Bandung - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung memprediksi, 90 persen peluang La Nina terjadi hingga Desember, dan 60 persen berlanjut hingga April 2021 mendatang. Anomali La Nina yang masih berlangsung ini dinilai berkategori La Nina moderat.
Prakirawan Cuaca BMKG Bandung, Yan Firdaus menyampaikan, terdapat tiga kategori atau jenis terkait fenomena La Nina, yakni lemah, moderat dan kuat. Kategori tersebut dapat dibedakan berdasarkan dampak pada bertambahnya curah hujan bulanan di suatu wilayah.
"Moderat bisa dimaknai sedang. Misalnya, untuk wilayah Jawa Barat kejadian La Nina moderat bisa menambah curah hujan antara 100-150 mm per bulan, sedangkan La Nina kuat bisa menambah antara 150 - 200 mm per bulan atau bahkan lebih," katanya saat di konfirmasi Liputan6.com, Kamis (5/11/2020).
Baca Juga
Advertisement
Terkait dampak terusan, Yan melanjutkan, yang potensial ditimbulkan dari kejadian La Nina adalah meningkatnya potensi bencana hidrometeorologis, seperti banjir dan tanah longsor. Sementara, terkait angin kencang, Yan menegaskan, fenomena itu bukan pengaruh dari La Nina.
Angin kencang, kata Yan, lebih diakibatkan dari kondisi musim peralihan dari kemarau ke musim hujan. Selain itu, kemungkinan disebabkan oleh adanya kejadian siklon tropis di dekat wilayah Indonesia.
"Kebetulan (fenomenanya) berbarengan, tapi tidak ada kaitannya antara satu sama lain," tutur Yan.
Potensi bencana hidrometeorologis tersebut masih mungkin terjadi. Diketahui, berdasarkan amatan BMKG, Jawa Barat, termasuk Bandung Raya merupakan wilayah yang dinilai terdampak fenomena La Nina. Karenanya, Yan mengimbau agar masyarakat dapat bersiaga.
Yan berharap, agar masyarakat selalu siaga dan siap menghadapi kemungkinan terjadinya bencana-bencana hidrometeorologis seperti banjir dan tanah longsor.
"Selain itu, masyarakat dihimbau untuk selalu berhati-hati dalam berkendara karena potensi kecelakaan bertambah seperti jalanan licin, pohon tumbang dan banjir bandang," ungkap Yan.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyampaikan, 60 persen bencana hidrologis Indonesia berada di Jawa Barat. Saat ini, potensi bencana hidrometeorologis di Jawa Barat, khususnya bagian selatan, meningkat akibat adanya fenomena La Nina.
Oleh karenanya, Ridwan Kamil menginstruksikan semua pihak untuk tidak memfokuskan pada respons ketika bencana terjadi, tetapi juga bagaimana mengantisipasinya. Provinsi Jawa Barat pun menetapkan kesiagaan bencana dari November hingga Mei 2021 mendatang.
"Setiap tahun saya sampaikan kebencanaan di Jawa Barat itu antara 1.000 sampai 2.000 kebencanaan per tahun. Kalau dibagi 365 hari dalam setahun, maka kebencanaan di Jawa Barat itu bisa 3 sampai 4 kali sehari," katanya.
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.