Liputan6.com, Jakarta - PT PP (Persero) Tbk mulai melaksanakan pembangunan proyek Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kota Palembang. Pembangunan tersebut ditandai dengan dilakukannya prosesi peletakan batu pertama atau groundbreaking ceremony atas pembangunan proyek IPAL Palembang.
PTPP bersama kontraktor asal Australia, yaitu McConnell Dowell yang terbentuk dalam konsorsium menjadi Kontraktor Pelaksana dalam pembangunan proyek ini. Sarana IPAL akan dibangun di atas lahan seluas sekitar 5,8 hektare yang berlokasi di Kelurahan Sei Selayur Kecamatan Kalidoni, Palembang.
Advertisement
Adapun lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh Perseroan, antara lain pekerjaan penggalian, pemancangan, pembetonan, penimbunan & pemadatan, caisson (area WWPS), dsb.
“Berbekal pengalaman dan kualitas pekerjaan yang dihasilkan, Perseroan telah dipercaya oleh Kementerian PUPR untuk melaksanakan pembangunan IPAL yang berlokasi di Palembang, Sumatera Selatan," kata Direktur Operasi 2 PTPP M. Toha Fauzi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (5/11/2020).
Pembangunan proyek IPAL ini ditargetkan dapat selesai dan beroperasi pada awal tahun 2022 dengan total kapasitas air lebih dari 20.000 debit per hari.
"Kami akan menjaga kepercayaan tersebut dengan terus berkomitmen untuk tetap memberikan hasil yang terbaik sesuai dengan harapan customer dan menyelesaikan pekerjaan pembangunan proyek ini sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama. Sesuai dengan yang diamanatkan oleh Bapak Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR, tidak hanya tepat waktu kami juga akan berupaya untuk menyelesaikan pembangunan tersebut dengan tepat mutu dan tepat biaya," jelas dia.
Pembangunan IPAL ini turut dibiayai dari dana hibah Pemerintah Australia sebesar USD45 Juta sedangkan untuk distribusi utama akan dibiayai oleh APBN serta sambungan rumah akan dibiayai oleh Pemerintah Kota Palembang dan Provinsi Sumatera Selatan.
Pembangunan proyek tersebut bertujuan untuk mendukung akses air bersih dan sanitasi rumah tangga di Kota Palembang dan bermanfaat bagi lebih dari 100.000 jiwa atau setara 5 persen jumlah penduduk Kota Palembang. Pembangunan IPAL ini merupakan solusi dalam menangani sanitasi limbah rumah tangga dan secara bertahap dapat memperbaiki kondisi lingkungan di Kota Palembang.
Selain dengan air bersih dan sanitasi aman diharapkan pula dapat meningkatkan kesehatan masyarakat di Kota Palembang.
"Sebagai perusahaan kontraktor BUMN yang berpengalaman dibidangnya, Perseroan akan terus mengedepankan safety dan quality di dalam setiap pelaksanaan pembangunan proyek,” tutup Fauzi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Instalasi Pengolahan Air Limbah Sadai Bengkong Batam Bisa Beroperasi 2021
Badan Pengusahaan (BP ) Batam menargetkan pembangunan Waste Water Treatment Plant (WWTP) atau instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di Sadai, Bengkong, Batam bisa selesai di akhir 2020. Dengan begitu, instalasi tersebut bisa langsung dimanfaatkan atau beroperasi di 2021.
"Kalau target selesai Desember 2020. Artinya Januari 2021 sudah bisa beroperasi," kata Manager Pengelolaan Lingkungan Badan Usaha Fasilitas Lingkungan BP Batam, Iyus Rusmana, seperti ditulis Rabu (16/7/2020).
Sejauh ini, progres pembangunan instalasi pengolahan air limbah Sadai, Bengkong ini sudah mencapai 97,8 Persen. Namun realisasi pemasangan pipa ke rumah-rumah baru mencapai 30 persen.
Dari target sebanyak 11. ribu sambungan ke rumah. Sejauh ini baru tersambung sekitar 4.000 rumah.
BP Batam telah membangun WWTP di Sadai Bengkong dengan kapasitas 20 ribu meter kubik per hari atau setara dengan 230 liter per detik, dengan lima stasiun pompa yang akan memompa limbah domestik ke WWTP.
Proses recycling di instalasi pengolahan air limbah akan menghasilkan kompos 18 meter kubik per hari dan juga menghasilkan recycling air bersih yang akan dimanfaatkan kembali untuk kebutuhan industri.
Pembangunan instalasi pengolahan air limbah sangat diperlukan mengingat saat ini Batam tidak lagi memiliki kemampuan mengolah limbah sendiri.
Apalagi, jumlah limbah domestik dari aktivitas mandi, cuci, kakus terus bertambah setiap hari seiring pesatnya pertumbuhan penduduk Batam.
Sistem pembuangan dan pengolahan limbah di Kota Batam merupakan sistem pembuangan limbah domestik yang kemudian diolah menjadi dua produk utama, yakni pupuk dan air bersih.
Air bersih ini kemudian akan dialirkan ke rumah-rumah di Kota Batam.
"Untuk komposnya akan didistribusikan ke masyarakat agar Batam menjadi Hijau, " kata Iyus.
Baca Juga
Deretan Bisnis Sri Meilina, Ibu Mahasiswi yang Picu Penganiayaan Dokter Koas Unsri di Palembang
Kejanggalan Kasus Penganiayaan Dokter Koas Unsri di Palembang, Sopir Honorer BPJN hingga Dugaan Pelat Mobil Palsu
Hanya Diam Lihat Adik Ipar Meregang Nyawa, Tersangka Peracik Jamu Beracun di Palembang Kabur ke Lampung
Advertisement