Liputan6.com, Jakarta Konsultan Alergi dan Imunologi Anak Prof Budi Setiabudiawan mengatakan, risiko alergi pada anak-anak yang lahir dengan caesar sectio lebih tinggi dibandingkan anak-anak yang dilahirkan secara normal.
“Karena kalau dia lahir secara caesar, perkembangan mikrobiota normal di usus akan terlambat, dan tidak akan optimal, sehingga terjadi perubahan pada sistem imun anak dan berisiko timbul di kemudian hari” ucap Prof. Budi dalam virtual gathering, seperti di kutip dari Antaranews.
Advertisement
Budi menjelaskan, anak yang lahir secara normal atau melalui vaginal, kondisi mikrobiotik dalam saluran cernanya akan lebih optimal sehingga risiko alergi juga akan lebih rendah.
Selain itu, alergi pada anak juga bisa dikarenakan riwayat salah satu atau kedua orangtua. Budi mengatakan, riwayat alergi kedua orangtua membuat anak berisiko 40-60 persen terkena alergi.
“Risiko akan meningkat menjadi 60-80 persen jika orangtua memiliki manifestasi yang sama” ucap Budi.
Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini
Jika Alergi Ditangani Dini
Namun, jika hanya salah satu orangtua yang memiliki riwayat alergi, maka risiko anak terkena alergi sebesar 20-40 persen. Jika orangtua tidak memiliki riwayat alergi, anak tetap memiliki risiko sebesar 5-15 persen.
“Apabila ditangani sejak dini, maka alergi ini tidak akan berlanjut ke penyakit seperti eksim, asma, rhinitis alergi. Kalau terlambat diagnosa maka akan menimbulkan dampak, seperti dari sisi kesehatan, dapat meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti obesitas, hipertensi dan sakit jantung” jelas Budi.
Berikut merupakan beberapa faktor risiko alergi lainnya menurut Budi, yaitu;
- Paparan asap rokok
- Polutan lingkungan
- Kurangnya paparan sinar matahari
- Pengenalan makanan padat yang tertunda
- Defisiensi Vitamin D
- Diet rendah n-3 PUFA, antioksidan dan serat
(Deskhila Wijaya)
Advertisement