Menko PMK Sebut Seks Bebas Tak Sesuai Norma dan Budaya Indonesia

Muhadjir Effendy, mengatakan, perilaku seks bebas bukan budaya Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Nov 2020, 13:10 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy menyampaikan rendahnya angka partisipasi bersekolah dan keterserapan disabilitas dalam pekerjaan saat Seminar Nasional Temu Inklusi ke-4 Tahun 2020, Rabu (9/9/2020). (Dok Kemenko PMK)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, mengatakan, perilaku seks bebas bukan budaya Indonesia.

Menurut dia, hal itu sangat bertentangan dengan nilai dan norma susila bangsa Indonesia.

"Perilaku tersebut merupakan merupakan budaya barat yang bertentangan dengan nilai dan norma ketimuran yang dianut bangsa Indonesia," kata Muhadjir, Jumat (6/11/2020).

Dia menuturkan, perilaku seks yang tidak lazim itu akan menimbulkan dampak mental, psikis, dan kesehatan reproduksi pada remaja. Untuk mengatasi perilaku menyimpang tersebut, harus ditangani secara menyeluruh.

"Persoalan seks bebas harus ditangani secara menyeluruh mulai dari orangtua dan keluarga, sekolah, pemerintah, serta oleh remaja itu sendiri. Ini merupakan tugas kita bersama," kata Muhadjir.

Dia mengatakan, diperlukan refleksi moral dari ajaran agama dan penanaman nilai dan norma susila untuk menangkal perilaku menyimpang tersebut. Orangtua, lingkungan terdekat anak, hingga sekolah sangat berperan penting dalam membentuk kepribadian dan kehidupan remaja yang bermoral.

"Generasi muda sejak dini harus ditopang oleh prinsip-prinsip keimanan dan ajaran agama, dan ajaran nilai dan norma susila yang kuat," ungkap Muhadjir.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pernyataan Anggota DPD Bali

Adapun ini disampaikan Muhadjir untuk merespon pernyataan anggota DPD RI, Arya Wedakarna. Dia menuai kontroversi atas pernyataannya yang mempersilakan melakukan seks bebas sepanjang menggunakan kondom.

Pernyataan Arya Wedakarna yang disampaikan beberapa waktu lalu itu langsung viral di media sosial. Ia pun menuai kecaman atas pernyataannya lantaran disampaikan di hadapan pelajar SMA.

Arya Wedakarna memberi penjelasan atas pernyataannya tersebut. Katanya, hal itu ia sampaikan saat memberi sosialisasi kepada para pelajar tentang pencegahan HIV/AIDS.

“Itu adalah pidato saya dalam program pencegahan HIV/AIDS, karena di Bali cukup marak. Saya mencontohkan PP Nomor 87 Tahun 2014 terkait seks bebas menggunakan kondom,” ujarnya di depan awak media, Senin (2/11/2020).

Menurutnya, saat itu ia ditanya seorang pelajar bagaimana cara menghindari HIV/AIDS. Ia pun melontarkan jawaban agar menggunakan alat kontrasepsi saat melakukan hubungan seks.

“Saat itu saya menjawab, harus menggunakan alat kontrasepsi. Saya tidak mau munafik, karena saya harus berbicara menggunakan bahasa anak muda. Saat itu saya tidak sedang berbicara menggunakan bahasa pejabat. Jangan lupa, statement saya selalu saya sampaikan ketika saya sedang bertugas di Bali,” ujar dia.

 

Reporter: Genan Saputra

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya