Marak Hoaks terkait Vaksin Covid-19, 5 Hal Ini Harus Dilakukan

Dilansir The Lancet, bulan lalu Nature Medicine mempublikasikan survei yang melibatkan 13 ribu orang dari 19 negara. Survei ini mempertanyakan pandangan orang pada vaksin covid-19.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 06 Nov 2020, 15:00 WIB
Pasien melakukan pendaftaran saat simulasi vaksin COVID-19 di Puskesmas Tapos, Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10/2020). Pemkot Depok menggelar simulasi vaksin COVID-19 dalam rangka persiapan vaksinasi yang rencananya akan dilaksanakan bulan November 2020. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks soal vaksin covid-19 mulai marak belakangan ini. Padahal keberadaan vaksin menjadi salah satu elemen penting mengakhiri pandemi.

Dilansir The Lancet, bulan lalu Nature Medicine mempublikasikan survei yang melibatkan 13 ribu orang dari 19 negara. Survei ini mempertanyakan pandangan orang pada vaksin covid-19.

Hasilnya, 14,2 persen orang tidak akan menerima vaksin covid-19 jika sudah tersedia nantinya. Selain itu ada 17,9 persen yang mau disuntik vaksin covid-19 jika atasan mereka merekomendasikannya.

Tentu hal ini menjadi ujian menantang bagi beberapa negara untuk mewujudkan imunitas di masyarakatnya. Selain itu survei tersebut juga menunjukkan masih banyak hal yang harus dilakukan untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi kedatangan vaksin covid-19.

Lalu apa saja yang bisa dilakukan agar hoaks vaksin covid-19 tidak terus bergulir? Dalam bukunya tahun 2019, The Misinformation Age, Cailin O' Connor dan James Owen Weatherall menjelaskan ada beberapa hal yang bisa diterapkan dalam situasi sekarang. Meski dalam buku tersebut tidak membahas soal covid-19 secara spesifik.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Hal yang harus dilakukan

Petugas kesehatan saat persiapan simulasi vaksin COVID-19 di Puskesmas Tapos, Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10/2020). Pemkot Depok menggelar simulasi vaksin COVID-19 dalam rangka persiapan vaksinasi yang rencananya akan dilaksanakan bulan November 2020. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

1. Platform media sosial seperti Facebook dan Twitter harus terus menjalankan kebijakan mereka untuk mengurangi hoaks dan informasi salah soal vaksin covid-19.

2. Politisi dari berbagai aliran dan pandangan harus mengeluarkan pernyataan yang mendukung vaksin covid-19 berbasis ilmu pengetahuan.

3. Ahli vaksin harus membangun kepercayaan publik. Seperti darimana sumber dana untuk penelitian dan juga mempublikasikan semua hal tentang vaksin covid-19.

4. Jurnalis harus menghindari penyebaran informasi salah tanpa disadari. Selain itu jurnalis juga tidak boleh memberikan ruang bagi orang yang skeptis pada vaksin covid-19.

5. Pemerintah bisa membuat regulasi yang ketat pada hoaks atau disinformasi. Pasalnya hoaks soal vaksin covid-19 merupakan ancaman kesehatan pada masyarakat.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya