Ciptakan Toilet Luar Angkasa, Bocah 9 Tahun Menang Tantangan NASA

Bocah laki-laki asal Malaysia sukses dengan penemuannya merancang toilet luar angkasa yang lebih praktis.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 08 Nov 2020, 12:01 WIB
(Sumber: Mothership)

Liputan6.com, Jakarta Belum lama ini, Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) menggelar kompetesi untuk merancang desain toilet luar angkasa atau yang akrab dengan sebutan Lunar Loo Challenge.

Dan pemenangnya diraih oleh seorang bocah laki-laki Malaysia, Zyson Kang Zy Shun yang sukses menyempurnakan perangkat astronot tanpa repot-repot melepas pakaian yang beratnya mencapai 13,6 kg.

Melansir dari Mothership, Kang menjelaskan mekanisme penemuan toiletnya pada Rabu (28/10/2020) melalui webinar NASA. Segala usahanya terbayarkan hingga menghantarkan posisi pertama di Nasa’s Lunar Loo Challenge Kategori Junior.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Inspirasi karyanya

(ZYSON's InnoCreation/youtube.com)

Kemenangannya tak sendiri, dia bersama penemu lain, Joel John Arun dari Inggris Raya dalam kategori Under 11. Ide brilian bocah berusia 9 tahun tak main-main, dia menaklukan hampir 900 kiriman dari 85 negara di dunia.

Kang menjelaskan bahwa penemuannya merupakan versi upgrade dari pakaian antariksa yang digunakan oleh astronot dalam misi bulan Apollo pada tahun 1969. Terkait misi Apollo, laporan resmi NASA mengungkap bahwa proyek ini masih memungkinkan urin tumpah.

Jadi bila astronot ingin buang air kecil, mereka harus benar-benar memastikan cairan tersebut masuk ke dalam pipa hisap vakum. Kalau tidak, kotoran tersebut akan mengambang bebas.

Pada kala itu, misi Apollo masih memerlukan manset mirip kondom yang dikosongkan ke dalam tas. Berbeda dengan penemuan Kang yang lebih praktis dengan menggunakan alat penyedot debu yang pas dimasukkan ke dalam pakaian astronot dan dipastikan dapat bekerja dalam gaya berat mikro. 

 

 


Mengandalkan tenaga kinetik

Doc: Youtube

Segala kekurangan desain toilet luar angkasa di masa lalu telah dipertimbangkan dengan melengkapi alat penyedot debu ke dalam pakaian berat astronot. 

Tidak hanya praktis, penemuannya juga diyakini dapat menghemat biaya. Kang menegaskan, "Tidak memerlukan tenaga listrik untuk beroperasi, hanya perlu tenaga mekanis kinetik."

Hal itu sangat memudahkan pekerjaan astronot, mereka hanya perlu menggerakan kaki untuk mendorong fungsi vakum untuk mengalirkan cairan apapun ke dalam kotak pembuangan limbah di dalam baju tersebut.

Lalu, tak lupa Kang memasang pompa jarum suntik ke sepatu pakaian astronot dan juga wadah vakum yang tepat berada di saku celana. 

 

 


Kesukaannya

(ZYSON's InnoCreation/youtube.com)

Siswa kelas 3 SD ini mengungkapkan bahwa dirinya merupakan penggemar berat dari Jurassic Park dan sangat tertarik pada paleogenetika, yang merupakan gagasan bahwa spesies yang punah dapat dihidupkan kembali.

Jika dirinya sudah beranjak dewasa, Kang ingin menjadi ahli genetika. Cita-cita yang jarang diketahui pada anak usianya. 

 


Dapat digunakan saat pandemi

Ilustrasi Astronot Bermain Game (sumber: pixabay)

Bahkan, penemuan Kang dapat juga dipratikkan bagi para suster dan dokter yang tengah sibuk di masa pandemi. Sembari merawat pasien, mereka dapat membuang air kecil dengan lelulasa tanpa membuang waktu untuk pergi ke kamar kecil. 

Sehingga memungkinkan mereka berisiko penyakit yang menyerang kandung kemih akibat menahan kencing saat tengah bertugas. 

Hingga kini, bocah asal Selangor ini tengah disibukkan dengan penyelesaian karyanya untuk membantu astronot kembali ke bulan pada tahun 2024 di bawah program Artemis, misi menempatkan wanita pertama dan manusia pertama di bulan. 

 

Penulis 

Ignatia Ivani

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya