Liputan6.com, Jakarta - Jawa Timur mencatatkan tambahan pasien positif COVID-19 lebih tinggi dari kasus sembuh pada Jumat, (6/11/2020).
Ada tambahan pasien positif COVID-19 sebanyak 289 orang di Jawa Timur. Dengan demikian, total kasus positif COVID-19 sebanyak 54.080 orang. Tambahan harian pasien positif COVID-19 di Jawa Timur termasuk terbanyak keempat di Indonesia.
Pasien sembuh dari COVID-19 bertambah sebanyak 270 orang. Total pasien sembuh dari COVID-19 di Jawa Timur mencapai 48.042 orang. Tambahan harian pasien sembuh dari COVID-19 termasuk terbanyak kelima di Indonesia. Demikian mengutip laporan harian media COVID-19, Jumat, 6 November 2020 pukul 12.00 WIB.
Baca Juga
Advertisement
Di satu sisi, pasien meninggal karena COVID-19 bertambah 17 orang di Jawa Timur. Total pasien meninggal karena COVID-19 mencapai 3.870 orang. Angka kematian karena COVID-19 di Jawa Timur termasuk tertinggi di Indonesia. Disusul DKI Jakarta sebanyak 2.346 orang dan Jawa Tengah sebanyak 1.831 orang.
Pakar Kesehatan Masyarakat dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo menuturkan, Jawa Timur sudah mencapai puncak kasus baru COVID-19 pada akhir Agustus 2020.
Namun, kasus baru COVID-19 di Jawa Timur stagnan dan mendorong kasus kumulatif tetap naik. Hal ini karena penularan COVID-19 masih terjadi di masyarakat. Angka kesembuhan dari COVID-19 juga meningkat.
"Per hari 200, 240,250,260 sekitar itu. Kasus baru stagnan, tidak naik dan tidak turun. Akan tetapi belum tahu nanti hasil dari libur panjang lima hari karena belum beri efek. Kasusnya akan terlihat pada lima hari hingga dua minggu,” ujar Windhu saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (6/11/2020).
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pakar Kesehatan Masyarakat: Jatim Membaik tapi Masih Belum Aman
Meski demikian, Windhu mengatakan, kasus baru COVID-19 stagnan juga tidak baik. Ia menilai, seharusnya tambahan kasus baru COVID-19 menurun.
Tambahan kasus baru COVID-19 masih terjadi di Jawa Timur, menurut Windhu karena penularan COVID-19 masih berlangsung. Di sisi lain, masyarakat juga 100 persen belum jalankan protokol kesehatan.
"Coba pergi ke beberapa daerah banyak yang sudah lepas masker. Di Jember, banyak orang di jalan tidak pernah pakai masker,” tutur dia.
Windhu menuturkan, kasus aktif COVID-19 memang menurun di Jawa Timur. Kasus aktif ini merupakan pasien yang masih dirawat baik di rumah sakit dan rumah. Tercatat kasus aktif di Jawa Timur sebanyak 2.168 per 6 November 2020.
Selain itu, kasus kematian karena COVID-19 di Jawa Timur termasuk tinggi. Persentase angka kematian karena COVID-19 mencapai 7,2 persen. Angka ini bahkan di atas nasional yang sekitar tiga persen. Di sisi lain, angka kesembuhan karena COVID-19 juga meningkat.
"Jawa Timur sudah membaik tapi masih belum aman. Angka kematian masih tinggi, kasus baru masih stagnan. Kasus aktif turun tetapi jangan senang dulu,” kata dia.
Windhu menuturkan, kasus aktif COVID-19 di Jawa Timur turun berdampak terhadap kapasitas di rumah sakit. Jadi ada ruang di rumah sakit. "Rumah sakit lebih longgar, dan tidak kelebihan kapasitas, tetapi hulu belum turun,” ujar dia.
Advertisement
Warga Diimbau Tetap Patuh Protokol Kesehatan
Oleh karena itu, Windhu mengingatkan agar masyarakat tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
Pemerintah daerah juga harus meningkatkan jumlah testing dan tracing. Meski demikian, ia apresiasi langkah-langkah yang dilakukan pemerintah provinsi Jawa Timur untuk penanganan COVID-19 meski testing belum masif.
"Di Jawa Timur testing belum memadai baru 60-70 persen per hari dari batas minimal 5.700. Masih 4.000-3.000,” kata dia.
Windhu menuturkan, Jawa Timur masih memiliki pekerjaan rumah untuk turunkan positivity rate, angka kematian, dan kasus baru COVID-19. Windhu mengatakan, angka positivity rate (tingkat positif) di Jawa Timur masih 10-15 persen. “Jumlah testing dan tracing harus ditingkatkan,” kata dia.
Sementara itu, Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur dr Makhyan Jibril menuturkan, jumlah testing di Jawa Timur naik tiga kali lipat pada Oktober 2020 dari Juni 2020. Selain itu, rapid test antibody dan antigen mencapai 1.039.215 dan PCR mencapai 507.968.
"Juni tes PCR sebulan masih 30.459, Oktober bisa mencapai 90.926,” ujar dia.
Selain itu, menurut dokter Jibril, laporan positivity rate Jawa Timur turun dari Juli mencapai 31 persen, saat ini tujuh persen.