Manfaatkan Riuh Pilpres AS, Israel Gusur Permukiman Palestina di Tepi Barat

Lebih dari 70 struktur hancur, menjadikannya pembongkaran tunggal terbesar dalam dekade terakhir dan perpindahan paksa terbesar Palestina di Tepi Barat dalam lebih dari empat tahun, kata PBB.

oleh Hariz Barak diperbarui 07 Nov 2020, 12:31 WIB
Seorang pria membawa bendera Palestina saat aksi di perbatasan Palestina-Israel, Ramallah, Jumat (17/2). Aksi tersebut untuk memperingati 12 tahun protes mereka atas tembok pemisah tersebut. (AP Photo / Majdi Mohammed)

Liputan6.com, West Bank - Pemerintah Israel menghancurkan sebuah permukiman Palestina di Tepi Barat yang diduduki pada Selasa 3 November 2020, kata warga dan aktivis hak Palestina.

Lebih dari 70 struktur hancur, menjadikannya pembongkaran tunggal terbesar dalam dekade terakhir dan perpindahan paksa terbesar permukiman Palestina di Tepi Barat dalam lebih dari empat tahun, kata PBB, sebagaimana diwartakan oleh penyiar publik AS NPR, dikutip pada Sabtu (7/11/2020).

Pernyataan itu mengatakan 73 orang - termasuk 41 anak - tinggal dalam apa yang disebut sebagai "komunitas penggembala."

"Saya 99% yakin ini mengambil keuntungan dari pemilihan AS. ... Tidak ada wartawan di sekitar," kata Yasser Abu al-Kbash, seorang penduduk, kepada NPR.

Penggembala berusia 48 tahun itu mengatakan bahwa dia telah tinggal di sana sepanjang hidupnya. "Mereka membuldoser semuanya," katanya.

Israel memberikan angka yang lebih rendah untuk struktur yang dihancurkan.

Khirbet Humsah, juga disebut Humsah Al Bqai'a, adalah sebuah komunitas kecil berupa tenda dan gubuk yang terletak di Lembah Jordan. Tempat itu merupakan ladang lumbung pertanian di Tepi Barat yang diklaim Palestina untuk negara masa depan mereka yang merdeka.

Para pemimpin Israel telah berbicara tentang upaya untuk mengontrol wilayah tersebut secara permanen karena nilai strategisnya yang berbatasan dengan Yordania.

"Penghancuran dalam skala ini sangat jarang," kata Amit Gilutz dari B'Tselem, sebuah kelompok hak asasi manusia Israel yang mendokumentasikan dan menentang kebijakan Israel terhadap Palestina. "Perhatian semua orang diarahkan ke tempat lain," ujarnya mereferensi pemilihan umum di Amerika Serikat.

 

Simak video pilihan berikut:


Penghancuran yang Sering Terjadi

Warga Palestina membentang bendera negara mereka, bergembira menyambut rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah (AP Photo/Khalil Hamra)

Penghancuran kecil bangunan Palestina sering terjadi. Tahun ini, Israel memecahkan rekor empat tahun dalam jumlah pengungsi Palestina dengan menghancurkan rumah mereka, kata Gilutz.

Tenda, kandang, dan pakan ternak di dusun itu dihancurkan, begitu pula toilet bergerak dan panel surya yang didanai oleh Inggris, Swedia, dan negara-negara Uni Eropa lainnya, katanya.

Badan Kementerian Pertahanan Israel yang mengawasi urusan sipil Palestina, Koordinasi Kegiatan Pemerintah di Wilayah, mengatakan pihak berwenang menghancurkan tujuh tenda dan delapan kandang hewan yang dibangun secara ilegal dalam jarak tembak militer. Itu tidak membalas permintaan komentar tentang waktu operasi Selasa.

"Penegakan dilakukan sesuai dengan otoritas dan prosedur, dan tunduk pada pertimbangan operasional," kata badan Israel itu dalam sebuah pernyataan.

Abu al-Kbash mengatakan daerah itu digunakan untuk pertanian dan jarang digunakan oleh Israel untuk latihan militer.

Sebuah kelompok bantuan Palestina telah menyediakan tenda sebagai tempat penampungan sementara bagi penduduk yang kehilangan rumah mereka, tetapi Abu al-Kbash mengatakan tenda itu tidak cukup untuk keluarga desa, termasuk anak-anak. Dia mengatakan penduduk desa sekarang tidur di puing-puing gubuk mereka yang hancur.

"Tempat tidur kita adalah tanah. Atap kita adalah langit," katanya. "Kami berharap orang-orang akan datang dan melihat situasi kami. Mereka akan melihat bahwa Israel, yang berpura-pura menjadi negara pengasih, sedang mengejar kami."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya