Liputan6.com, Gorontalo - Kelelawar merupakan jenis mamalia yang keluar dan beraktivitas hanya saat malam hari. Itulah mengapa jika hewan jenis ini jarang sekali terlihat saat siang hari.
Namun berbeda dengan yang ada di Desa Olibu, Kecamatan Paguyaman Pantai, Kabupaten Boalemo. Kelelawar di tempat ini bisa dilihat secara langsung dan eksklusif.
Objek wisata kelelawar ini memang terbilang jauh dari pusat Pemerintahan Kabupaten Boalemo. Butuh waktu kurang lebih tiga jam perjalanan, kita sudah bisa sampai dengan melewati medan jalan yang belum teraspal dan terjal.
Baca Juga
Advertisement
Hal ini menjadi salah satu tantangan tersendiri ketika kita mengunjungi desa olibu. Meski begitu, desa olibu ternyata menjadi salah satu pilihan para pecinta wisata alam.
Meski terbilang jauh, desa olibu merupakan desa wisata konservasi Kelelawar yang menjadi pilihan para traveler yang ingin mengamati langsung habitat mamalia dengan nama latin Chiroptera tersebut.
Tidak hanya para traveler saja, sebagian yang datang juga ada dari kalangan para pecinta alam, mahasiswa hingga para peneliti lokal maupun mancanegara. Mereka kerap melancong di tempat ini untuk melakukan pengamatan langsung hewan primata tersebut.
Rimbunya hutan bakau yang menjadi habitat asli kelelawar ini menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Sejuknya udara di bibir pantai memberikan sensasi yang luar biasa saat mengamati kelelawar.
"Memang unik, kita bisa melihat langsung keberadaan mereka yang bergelantungan di pohon mangrove," kata Rezcky Wartabone salah satu pecinta satwa liar saat menyambangi wisata konservasi kelelawar.
Menurutnya, selain melihat langsung kelelawar, mereka juga bisa menikmati indahnya pantai desa olibu yang memiliki garis pantai cukup panjang nan indah.
"Sembari melihat kelelawar, kami juga bisa menikmati keindahan pantai dengan pasir putihnya yang cukup memesona," tuturnya.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Karena Banyaknya Perburuan
Ketua Tim Pengembangan Kemandirian Desa, Safrianto Dako mengaku, ia sengaja menjadikan wilayah desa olibu sebagai konservasi wisata kelelawar. Banyaknya perburuan kelelawar menjadi salah satu alasannya untuk membuat wisata ini.
"Mengapa kami jadikan wisata, hal ini untuk meminimalisir angka perburuan kelelawar," kata Dosen Universitas Negeri Gorontalo itu.
Menurut Safrianto, memang warga lokal masih ada yang melakukan perburuan. Sebab itu memang sudah aktivitas dan menjadi sumber pendapatan warga desa sejak dulu. Namun kata dia, cara perburuan mereka masih sangat tradisional tanpa mengganggu habitat kelelawar.
"Mereka menangkap tanpa harus membunuh, nanti kalau ada kelelawar yang tidak seharusnya diambil mereka rilis kembali," ujarnya.
Akan tetapi kata Safrianto, ia dan pemerintah desa tetap optimis dan berusaha bagaimana kelelawar di desa olibu tidak akan diburu sama sekali oleh masyarakat luar dan maupun warga lokal dengan adanya wisata konservasi kelelawar.
"Nah, dengan adanya wisata konservasi ini, mudah-mudahan bisa mendatangkan pendapatan ekonomi warga sekitar dan mereka tidak akan berburu kelelawar lagi," dia menandaskan.
Advertisement