Resesi, Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding Singapura

Apakah resesi Indonesia akan berlanjut ke kuartal IV? Hal tersebut tergantung pada penanganan pandemi Covid-19.

oleh Tira Santia diperbarui 08 Nov 2020, 13:00 WIB
Warga berada di sekitar Spot Budaya Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (5/11/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen, Indonesia dipastikan resesi karena pertumbuhan ekonomi dua kali mengalami minus. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi terkontraksi 3,49 persen di kuartal III 2020.  Dengan pengumuman tersebut, Indonesia resmi resesi karena pada kuartal II ekonomi Indonesia juga tumbuh negatif 5,32 persen.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra el Talattov mengatakan, meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III minus lagi dan akhirnya dinyatakan resesi, Indonesia lebih baik dibanding negara lain yang sudah duluan resesi.

“Kalau dibandingkan dengan negara lain misalnya dibandingkan dengan Singapura, Indonesia lebih baik dimana Singapura minus 7 persen. Kita lebih baik minus 3,49 persen,” kata Abra kepada Liputan6.com, Minggu (8/11/2020).

Tapi jika dibandingkan dengan negara Vietnam tentu jauh, kata Abra, kuartal III Vietnam tumbuh positif 2,6 persen, dan Tiongkok kuartal III tumbuh positif 4,9 persen.

Vietnam dan Tiongkok berhasil bisa mencapai pertumbuhan positif karena penanganan covid-19 di negara mereka cukup efektif. Sedangkan untuk Indonesia penanganan fundamental covid-19 belum mencapai puncak.

“Penanganan covid-19 belum mencapai puncak, kita gelombang pertama belum melalui, jadi itu yang menjadi persoalan kita,” jelasnya.

Ia pun mengkhawatirkan pola penanganan covid-19 yang belum efektif ini akan berlanjut di kuartal IV. Lantaran hal itu terbukti kasus covid-19 di Indonesia hingga kuartal III masih di kisaran 3.000-4.000 kasus, sehingga mempengaruhi daya beli masyarakat yang semakin menurun.

“Saya khawatir pola ini akan berlanjut di kuartal IV, karena tidak cukup ada suatu faktor yang bisa mendorong masyarakat untuk berbelanja lebih banyak lagi di kuartal IV nanti,” ujarnya.

Apalagi vaksin yang dijanjikan Pemerintah bisa didistribusikan di bulan November ini ternyata meleset dari target awal. Bahkan sampai Desember pun belum tentu terjadi pendistribusiannya, hal itu juga menyebabkan confidence masyarakat untuk perekonomian di kuartal IV masih akan berat dan bisa saja tetap berada jurang resesi.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Indonesia Resmi Resesi, Ekonomi Minus 2 Kuartal Berturut-Turut

Suasana arus lalu lintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (5/11/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen, Indonesia dipastikan resesi karena pertumbuhan ekonomi dua kali mengalami minus. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2020 minus 3,49 persen. Dengan begitu, Indonesia resmi resesi setelah mencatatkan pertumbuhan ekonomi negatif sdalam dua kuartal berturut-turut.

Catatan ini sesuai banyak perkiraan bahwa Indonesia akan jatuh ke lubang resesi pada kuartal ketiga. Bahkan, angka tersebut lebih tinggi dari ramalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang minus 3 persen.

"Ekonomi Indonesia pada triwulan ketiga secara tahunan (year on year/yoy) masih mengalami kontraksi sebesar 3,49 persen," jelas Kepala BPS Kecuk Suhariyanto, Kamis (5/11/2020).

Namun demikian, Suhariyanto mengatakan, jika dibanding pencapaian di kuartal II 2020, pertumbuhan ekonomi nasional masih tumbuh lebih bagus di kuartal III ini.

"Sehingga secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I-III 2020 itu masih mengalami kontraksi sebesar 2,03 persen," jelasnya.

Suhariyanto menambahkan, pertumbuhan ekonomi kuartal III yang minus 3,49 persen juga masih lebih baik dibanding triwulan kedua yang terkontraksi 5,32 persen.

"Artinya terjadi perbaikan dan tentunya kita berharap di kuartal IV situasi akan menjadi membaik. Apalagi dengan adanya pelonggaran PSBB," ujar dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya