Liputan6.com, Jakarta Berkendara saat hujan tidaklah sama seperti berkendara seperti biasa. Butuh konsentrasi tinggi untuk melaju di tengah hujan. Selain visibilitas berkurang, banyak faktor eksternal yang perlu dicermati, seperti kondisi genangan air yang bisa menutup lubang atau suara berisik rintik hujan yang sering mengganggu adaptasi dengan lingkungan luar.
Baca Juga
Advertisement
Perlu diperhatikan berkendaraa saat hujan membuat jarak pengereman kendaraan kita jadi berkurang sehingga butuh kewaspadaan khusus. Sering pendar lampu dari mobil lain mengganggu dan ada juga yang membingungkan akibat kedipan lampu hazard.
Beruntung kendaraan-kendaraan keluaran terbaru sudah dilengkapi berbagai teknologi dan fitur yang bisa memberikan 'perlindungan' menghadapi hujan. Peranti tersebut disediakan agar Anda bisa berkendara saaat hujan jadi lebih baik. Setidaknya mengurangi potensi dan risiko kecelakaan.
Berikut ini perangkat yang sangat membantu saat kondisi hujan.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
1. Wiper Otomatis
Semua mobil sudah pasti dilengkapi dengan wiper yang bertugas menghalau air hujan di kaca depan. Beberapa mobil kini juga ditambah dengan rain sensor. Sehingga ketika hujan turun kita tak perlu repot-repot menghidupkan tuas wiper dan mengatur kecepatannya. Sensor hujan ini akan dengan otomatis membaca intensitas hujan untuk menentukan kecepatan wiper.
Selain itu, beberapa mobil juga dilengkapi dengan wiper belakang. Hujan deras dan cipratan air kotor membuat kaca belakang mobil tak tembus pandang. Hal ini tentunya berbahaya karena kita tidak bisa melihat kondisi di belakang kendaraan. Gunakan wiper belakang untuk menyeka kotoran serta air pada kaca belakang. Sebaiknya tidak mengabaikan fitur ini, meskipun terkadang dianggap sepele.
Advertisement
2. Lampu Kabut alias Foglamp
Hujan deras atau bahkan kabut membuat pencahayaan ke depan berkurang. Lampu kabut alias foglamp tidak sekedar menjadi hiasan bumper. Lampu ini bertugas memberikan tambahan cahaya agar visibilitas kita ke depan lebih baik. Sedangkan lampu kabut bagian belakang bertugas memberikan tanda kepada pengendara lain.
Oh ya, saat hujan, “haram” hukumnya menggunakan lampu hazard. Sebab bisa membingungkan pengendara lain. Lampu itu hanya digunakan saat mobil berhenti dan darurat.
3. Kontrol Traksi
Curah hujan tingggi ditambah buruknya drainase jalan menimbulkan genangan air. Sepertinya menjadi hal lazim ditemui di jalanan Ibu Kota. Inilah fungsi kontrol traksi. Ia bergungsi menjaga putaran roda. Saat jalan licin, acap kali traksi roda berkurang, sehingga dapat mempengaruhi pengendalian mobil. Kerap terjadi oversteer atau understeer.
Fitur ini dapat mengurangi gejala itu. Sistem segera mendeteksi gejala selip pada roda dan mengurangi aliran tenaga. Termasuk mengaplikasikan rem secara otomatis untuk kembali mendapatkan traksi.
Advertisement
4. ABS
Genangan air dan jalanan yang licin membuat kinerja pengereman tidak maksimal. Sering terjadi mobil “nyelonong” sulit terkendali. Saat ini ABS alias anti-lock braking system sudah umum disisipkan.
Cara kerjanya, sensor mendeteksi gejala rem yang mengunci. Kemudian sistem mengurangi tekanan rem dan roda dapat kembali berputar, sembari terus melakukan pengereman. Proses ini dilakukan berulang kali hingga mobil benar¬benar berhenti. Hasilnya, jarak pengereman pada kondisi basah pun lebih pendek jika dibanding mobil non-ABS.
Dengan kata lain fitur ini mencegah ban mengunci sehingga mobil tetap bisa dikendalikan dan meminimalisir mobil tergelincir.
5. ESP/ESC
Pada prinsipnya ESP (Electronic Stability Programme) atau ESC merupakan pengembangan dari kontrol traksi. Ia bekerja menggunakan sensor, sanggup menganalisis gerakan lingkar kemudi, perputaran roda, hingga pergerakan bodi mobil. Jika kendaraan dirasa bergeser dari arah seharusnya. Maka sistem bereaksi dan mengatur tekanan rem yang berbeda pada keempat roda. Dalam kondisi hujan, ESP sangat membantu.
Advertisement
6. Defogger
Fitur ini adalah pemanas yang bertujuan menghilangkan embun di bagian kaca. Perbedaan temperatur antara kabin mobil dengan udara luar seringkali membuat kaca mobil berembun. Hal ini berpotensi mengganggu pandangan Anda ke jalan.
Fitur ini terbagi dua, yakni untuk kaca depan dan kaca belakang. Cara kerjanya pun berbeda. Pada kaca depan biasanya mengeluarkan hawa panas. Sedangkan kaca belakang biasanya melalui elemen panas berbentuk kawat. Tugas keduanya sama, menguapkan embun. Jika hujan telah berhenti dan kabut di kaca telah hilang, jangan lupa mematikan fitur ini ya. Karena jika tidak akan berimbas pada kaca mobil.
Sumber: Oto.com (Raju)
Infografis Pilihan:
Advertisement