Azerbaijan Klaim Berhasil Rebut Shusha, Kota Kunci di Nagorno-Karabakh

Azerbaijan mengklaim bahwa pasukannya telah berhasil merebut kota kunci di Nagorno-Karabakh, Shusha.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 09 Nov 2020, 06:59 WIB
Setidaknya 16 tentara telah tewas dalam lima hari terakhir akibat pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan (Photo credit: Karen Minasyan/AFP)

Liputan6.com, Baku- Azerbaijan mengklaim bahwa pasukannya telah berhasil merebut Shusha, yang merupakan kota penting di Nagorno-Karabakh, dari separatis Armenia. 

Tetapi, Armenia masih bersikeras bahwa pertempuran terus berlanjut untuk wilayah tersebut, seperti dikutip dari AFP, Senin (9/11/2020).

"Dengan penuh kebanggaan dan kebahagiaan besar, saya memberi tahu kalian bahwa kota Shusha telah dibebaskan," kata Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev dalam pidatonya yang disiarkan televisi kepada masyarakat pada 8 November 2020. 

"Pawai pembebasan kami berlanjut. Kami akan terus berlanjut sampai akhir, sampai pembebasan penuh di wilayah pendudukan," tambah Presiden Aliyev.

Jika klaim yang disampaikan Presiden Aliyev tersebut benar, akan membuat Azerbaijan meraih kemenangan dalam pertempuran yang terjadi selama lebih dari sebulan lalu.

Orang-orang Armenia, mengenal nama Kota Shusha dengan nama lain, yaitu Shushi.

Kota yang berada di puncak bukit tersebut berlokasi sekitar 15 kilometer dari Stepanakert yang merupakan Ibu Kota Nagorno-Karabakh.

Kedua belah pihak diketahui telah melaporkan pertempuran sengit di sekitar kota itu setelah pasukan Azerbaijan mendatangi sisi selatan Nagorno-Karabakh dan menerobos area perbukitannya.

 

Saksikan Video Berikut Ini:


Armenia Bantah Shusha Telah Direbut

Orang-orang berlindung di tempat perlindungan bom di Stepanakert, Republik Nagorno-Karabakh, Azerbaijan (6/10/2020). Armenia menuduh Azerbaijan menembakkan rudal ke ibu kota wilayah separatis Nagorno-Karabakh, sementara Azerbaijan mengatakan kota terbesar kedua diserang. (AP Photo/Dmitri Lovetsky)

Dalam tanggapannya, pejabat Armenia membantah bahwa kota tersebut telah direbut.

Perwakilan dari Kementerian Pertahanan Armenia, Artsrun Hovhannisyan mengatakan bahwa meskipun adanya penguatan Azerbaijan yang substansial, pada "Hari esok, dengan pertolongan Tuhan, pertempuran untuk Shusha akan berakhir". 

'Kami secara teknis menjadi lebih baik dan lebih kuat, kami juga mampu menetralkan keunggulan teknologi musuh," tegasnya.

"Dan pada akhirnya, kami bertarung di rumah ... dan musim dingin akan datang," kata Hovhannisyan.

Selain itu, juru bicara Kementerian Pertahanan Armenia Shushan Stepanyan menyebutkan bahwa merebut Kota Shusha merupakan "impian yang tidak bisa dicapai Azerbaijan".

"Meskipun mengalami kerusakan parah, kota tersebut bertahan dari pukulan musuh," imbuh Shushan. 

Penduduk di Ibu Kota Armenia, Yerevan, juga mengatakan bahwa mereka tidak mempercayai bahwa kota tersebut telah direbut.

"Untuk mengetahui siapa yang mengendalikan Shusha, kami akan mendengarkan komandan tentara kami, bukan (Presiden Azerbaijan)Aliyev," kata seorang warga Armenia bernama Arman (50). 

"Bagaimanapun saya dapat meyakinkan kalian bahwa perang tidak akan selesai jika Azerbaijan merebut Shusha," ujarnya. 

Deklarasi perebutan Shusha belum diakui secara internasional, juga oleh Armenia, namun tetap merupakan bagian dari Azerbaijan menurut hukum internasional.

Diketahui bahwa konflik Nagorno-Karabakh telah menewaskan sedikitnya 1.000 orang termasuk puluhan warga sipil. 

Jumlah korban tewas dalam konflik tersebut juga diyakini jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya