Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 masih terjadi di seluruh dunia dengan tingkat infeksi yang terus mengalami peningkatan. Begitu pula dengan jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
Para peneliti dan ahli medis pun tengah menemukan vaksin yang efektif mencegah Covid-19. Vaksin selama ini dinilai menjadi cara terbaik untuk mencegah penyebaran virus.
Baca Juga
Advertisement
Seiring dengan vaksin yang belum ditemukan, para peneliti mengembangkan satu cara untuk pencegahan Covid-19.
Mengutip laman Times Now News, Selasa (10/11/2020), para peneliti dari Columbia University mengembangkan sebuah semprotan hidung yang dapat mencegah infeksi Covid-19.
Semprotan ini tengah diuji coba pada musang dan model 3D paru-paru manusia.
Semprotan hidung ini mengandung Lipopeptida yang merupakan lipid dan peptida. Keduanya diklaim mampu mencegah virus corona menyatu dengan memban sel target, caranya dengan menghalangi protein kunci untuk mengambil bentuk yang diperlukan.
Tahan Hingga 24 Jam
Para peneliti percaya, semprotan ini bekerja dan bisa bertahan hingga setidaknya 24 jam. Semprotan hidung juga cukup terjangkau, tahan lama, dan tidak perlu didinginkan.
Sayangnya, semprotan ini belum bisa diberikan untuk penggunaan umum.
Seperti alat medis lainnya, semprotan hidung juga perlu melalui uji klinis pada manusia. Selain itu, semprotan juga perlu diproduksi dalam jumlah besar agar memberikan akses ke semua orang.
"Para ilmuwan pun berencana untuk mempercepat pengujian lebih lanjut," kata pihak Columbia University.
Semprotan hidung sendiri dinilai sangat berguna di berbagai belahan dunia, mengingat vaksinasi massal akan sulit dilakukan, terutama di awal kehadiran vaksin ini. Apalagi, produksi dan distribusi vaksin juga pasti membutuhkan waktu.
Untuk itulah, semprotan hidung bisa dipakai sebagai pelengkap.
Advertisement
Dianggap Jadi Pelengkap Vaksin
Mereka yang belum mendapatkan vaksin bisa menyemprot sendiri setiap hari dan menjaga risiko infeksi virus.
Hal ini dinilai tidak hanya akan mengurangi beban perawatan kesehatan, tetapi juga membantu membatasi penyebaran virus pada manusia.
Sekadar informasi, virus corona baru telah menyebabkan lebih dari 49 juta kasus infeksi di seluruh dunia. Sejauh ini, virus ini juga dikabarkan telah merenggut lebih dari 1,25 juta jiwa di seluruh dunia.
Saat ini berbagai vaksin tengah diuji kemanjuran dan keamanannya.
(Tin/Isk)