Liputan6.com, Jakarta Transisi setiap jenjang sekolah bisa jadi sulit bagi anak-anak, tak terkecuali bagi anak dengan autisme dan keluarganya. Terutama anak autisme yang melanjutkan pendidikan dari SMP ke SMA bisa menjadi tantangan khusus. Karena selain mereka beralih ke lingkungan baru, bertemu guru baru dan cara belajar yang baru, mereka juga harus menyesuaikan diri dengan jadwal baru. Belum lagi mereka biasanya diperkenalkan ke berbagai kelas agar lebih banyak siswa bisa saling membantu.
Dilansir dari Autismparentingmagazine, semua perubahan tersebut bisa membuat anak-anak dengan autisme, termasuk keluarga mereka, kewalahan dan memicu kecemasan. Dan selama itu, Anda mungkin melihat anak-anak Anda yang mengalami kemunduran, baik dalam berperilaku, atau dalam tindakan self-stimulatory (perilaku merangsang diri-sendiri).
Advertisement
Namun percayalah, anak Anda tidak mengalami kemunduran, melainkan itu merupakan cara mereka menyampaikan kepada Anda bahwa mereka cemas dengan perubahan baru yang terjadi dalam hidup mereka. Beri ia waktu dan perhatian untuk membantunya menghadapi kecemasannya.
Berikut ini 5 tips dalam membantu anak-anak dengan autisme dan keluarga mereka selama masa transisi ini.
1. Berkomunikasi
Mulailah membicarakan transisi ini sejak anak menyelesaikan sekolah dasar. Kebanyakan orangtua menunggu untuk membicarakan hal ini sampai satu atau dua minggu jelang tahun ajaran baru dimulai. Padahal, di waktu ini justru medapat menyebabkan kecemasan pada anak Anda.
Anda bisa membahasnya saat liburan dimulai. Beri mereka pemahaman dan buat mereka terbiasa dengan gagasan memulai sekolah baru. Anda dapat berdiskusi dengan melontarkan beberapa pertanyaan mengenai kekhawatiran yang mungkin anak Anda miliki terkait perubahan baru.
2. Buat visualisasi terkait transisi
Anda bisa membuat kalender hitung mundur yang menghitung hari hingga Anak Anda beralih ke SMP atau SMA. Buatlah juga cerita sosial seputar transisi ini. Dalam cerita tersebut harus menyertakan gambar sekolah baru termasuk ruang kelas, gym, kantor guru, kamar mandi, kafetaria, dan loker anak Anda. Sertakan juga foto guru baru anak Anda, spesialis, asisten, dan wajah yang dikenalai seperti teman dari sekolah anak Anda sebelumnya. Ulangi kisah sosial ini sekali atau dua kali sehari sehingga anak Anda memiliki gambaran tentang sekolah barunya dan orang-orang baru yang akan ia temukan selama bersekolah nanti.
Simak Video Berikut Ini:
3. Kunjungi sekolah
Hubungi sekolah baru anak Anda sebulan sebelum sekolah dimulai dan tanyakan apakah Anda dan anak Anda dapat mengunjungi sekolah tersebut. Juga, hubungi koordinator pendidikan khusus anak Anda dan tanyakan apakah Anda dapat memiliki salinan jadwal anak Anda.
Jika memungkinkan, pergilah sesering mungkin ke sekolah baru dan tunjukkan pada anak Anda di mana kamar mandi dan di mana kafetaria berada. Petakan jadwal anak Anda dan berjalanlah dari kelas ke kelas sehingga anak Anda tahu jadwal mereka dan di mana kelas mereka berada.
4. Teratur
Beli binder berwarna berbeda dengan pemisah lalu beri label setiap binder dengan mata pelajaran anak Anda. Misalnya, jilid merah untuk label Matematika, jilid hijau untuk Seni dan Bahasa, dan sebagainya. Rekatkan salinan jadwal sekolah anak Anda di sampul setiap penjilid dan soroti kelas yang sesuai dengan subjek penjilid tersebut.
Selain itu, atur tempat pensil dan perlengkapannya yang dibutuhkan untuk setiap mata pelajaran. Misalnya untuk pelajaran matematika Anda memasukkan pensil, penghapus, dan penggaris, sedangkan untuk kelas kesenian Anda memasukkan pensil warna ke dalam tasnya.
Kemudian, atur loker anak Anda di salah satu kunjungan kalian ke sekolah, dengan meletakkan binder sesuai urutan jadwal kelas. Denganmengaturnya sedemikian rupa akan sangat membantu anak Anda dan mengajari mereka cara mengelola banyak kelas tanpa membebani mereka.
5. Lakukan modifikasi
Jenjang pendidikan SMP dan SMA adalah untuk mengajari anak kemandirian. Jika anak Anda kesulitan membuka lokernya, perhatikan langkah yang terlewati, misalnya belum membuka kuncinya. Lalu jika anak mengalami kesulitan membawa buku dan binder dari satu pelajaran ke kelas pelajaran lain, tanyakan apakah mereka boleh meninggalkan barang-barang pelajaran di kelas sebelumnya.
Jika anak Anda mengalami kesulitan membuat catatan di kelas, tanyakan apakah mereka bisa mendapatkan catatan tercetak. Jika pergantian jam pelajaran terlalu membebani anak Anda, tanyakan apakah mereka dapat meninggalkan kelas lebih awal untuk menghindari keramaian selama pergantian jam.
Intinya adalah Anda ingin anak Anda merasa nyaman dan sukses di lingkungan sekolah yang baru dan jika ada sesuatu yang tidak berhasil untuk anak Anda, Anda berhak mengubahnya agar anak bisa melalui fase ini. Anda bisa memodifikasi apapun.
Meskipun transisi merupakan hal yang sulit, namun keberadaan Anda yang selalu mendukungnya tidak hanya mengurangi kecemasannya tetapi juga kecemasan Anda. Sehingga ia mampu menjalani fase transisi ini dengan sukses.
Ingatlah bahwa anak Anda tangguh dan perubahan itu baik karena mengajarkan fleksibilitas, yang dengan sendirinya merupakan keterampilan hidup terbesar untuk dipelajari.
Advertisement