Zona Merah di Jabar Kembali Bertambah, Ini Daftarnya

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja mengatakan zona merah atau daerah risiko tinggi penularan Covid-19 di Jabar kembali bertambah.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 09 Nov 2020, 18:00 WIB
Petugas mengambil sampel darah saat melakukan rapid test pendeteksian COVID-19 kepada tenaga medis di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Rabu (25/3/2020). Pemeriksaan hanya diperuntukan bagi tenaga medis seluruh puskesmas, dan rumah sakit yang ada di Kota Bekasi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Bandung - Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja mengatakan zona merah atau risiko tinggi penularan virus corona (Covid-19) di Jabar kembali bertambah. Wilayah tersebut yaitu Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Karawang.

"Terkait dengan zona risiko di minggu ini Jawa Barat ada tiga kabupaten kota, yaitu Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Karawang," ujar Setiawan dalam konferensi pers virtual, Senin (9/11/2020).

Lebih jauh, Setiawan menyatakan, dalam dua minggu terakhir Pemprov Jabar telah menekan kasus Covid-19 hingga hanya satu daerah yang masuk zona merah, yakni Kota Depok.

"Ini perlu barangkali upaya bersama untuk bisa ditekan karena dalam dua minggu terakhir Jawa Barat sudah bisa menekan. Dan hanya satu kabupaten/kota di dua minggu terakhir di sana, yaitu Kota Depok lalu bergeser. Satu minggu lalu Kota Bekasi," ucap Setiawan yang juga Ketua Pelaksana Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 Jabar.

Selain itu, Setiawan mengungkapkan ada tujuh wilayah di Jabar masuk ke dalam risiko rendah atau zona kuning. Ketujuh wilayah tersebut antara lain Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kota Banjar, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Sumedang, Kota Sukabumi, dan Kabupaten Indramayu.

"Mudah-mudahan hal ini terus bisa kita pertahankan dan bahkan kita akan bisa meningkatkan cakupan dari risiko rendah ini," ujarnya.

Setiawan menjelaskan, ada enam kiat menurunkan tujuh wilayah itu hingga menjadi zona kuning dari sebelumnya zona oranye atau risiko sedang. Pertama, memantau tingkat kesembuhan dan kondisi rumah sakit yang menangani pasien Covid-19. Kemudian, melakukan tracing, penyediaan fasilitas kesehatan, dan lain-lain.

"Inilah indikator yang kami bangun menjadi keys performance indicator. Kita kuatkan yang dipantau setiap minggunya, itulah bagaimana bisa menekan serendah mungkin kasus-kasus terjadi di daerah tersebut," kata dia.

Simak Video Pilihan Berikut Ini


Laju Reproduksi Menurun

Sekretaris Daerah Jabar Setiawan Wangsaatmaja. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Sementara itu, Setiawan juga menyatakan bahwa angka reproduksi efektif (Rt) di Jabar menurun meski dalam waktu bersamaan kasus harian meningkat. Khusus untuk penanganan Covid-19 per 9 November 2020, Jawa Barat saat ini ada yang kasus terkonfirmasi di angka 40.093.

"Kemudian yang kedua adalah tingkat RT kita saat ini rata-ratanya adalah di 0,88. Jadi ada berita baiknya bahwa RT kita menurun, walaupun tingkat terkonfirmasi positif aktif ini bertambah, kurang lebih dari hari kemarin ada di 465," kata dia.

Setiawan juga memaparkan bahwa tingkat kesembuhan Covid-19 di Jabar berada di angka 73 persen. Namun angka kesembuhan tersebut masih di bawah rata-rata nasional. Ia pun menyatakan akan menelusuri data kesembuhan di Jabar. Sebab, ada kemungkinan data kesembuhan belum terbarukan.

"Kami saat ini tengah melakukan konfirmasi terhadap data-data. Jadi apakah data data ini sudah semuanya, karena kami yakin sebetulnya bahwa tingkat kesembuhannya di Jawa Barat ini seharusnya lebih dari data yang saat ini kami dapatkan," kata Setiawan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya