Hari Pahlawan Saat Pandemi, IDI: Tenaga Kesehatan Adalah Pasukan Khusus yang Harus Dijaga

Memperingati Hari Pahlawan di masa pandemi COVID-19, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengingatkan kita semua bahwa tenaga kesehatan adalah pasukan khusus yang harus dijaga.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 10 Nov 2020, 11:43 WIB
Memperingati Hari Pahlawan saat pandemi, tenaga kesehatan adalah pasukan khusus yang mesti dijaga. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Memperingati Hari Pahlawan di masa pandemi COVID-19, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengingatkan kita semua bahwa tenaga kesehatan adalah pasukan khusus yang harus dijaga. Mereka merupakan pahlawan kesehatan yang terus berjuang melayani pasien di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.

"Pada saat bicara pandemi COVID-19, kita bicara perang (perang melawan COVID-19). Pasukan khususnya adalah paramedis dan tenaga kesehatan yang khususnya harus dijaga," ungkap Ketua Tim Mitigasi IDI Adib Khumaidi saat dialog virtual Hormat untuk Pahlawan Kesehatan: Launching Podcast Pusara Digital, ditulis Selasa (10/11/2020).

"Apa yang harus dijaga? Ya, kesehatannya. Kalau bisa, jangan sampai ada lagi yang meninggal. Karena satu dokter yang meninggal dipersepsikan dengan 265 juta penduduk, sekitar 30.000 orang akan kehilangan (pelayanan kesehatan)."

Lebih lanjut, Adib mengatakan, pandemi COVID-19 merupakan problem kesehatan. Peran tenaga kesehatan dan tenaga medis sangat dibutuhkan.

"Ini menjadi penting. Kita paham dengan kondisi mental sekarang ini. Kita semua sekarang sudah dalam kondisi lelah dan diuji bagaimana ketahanan mental. Ini adalah satu bukti bahwa ketahanan bangsa terukur pada saat ini," lanjutnya.

"Kita harus tetap sadar bahwa COVID-19 adalah problem kesehatan. Intervensinya ya harus intervensi kesehatan. Maka, tenaga kesehatan dan tenaga medis harus menjadi unsur atau tenaga yang harus dilindungi keselamatan dan kesehatannya."

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Perang Lawan COVID-19 Belum Selesai

Petugas medis mengambil sampel darah saat rapid test Covid-19 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Rabu (23/9/2020). Rapid test yang digelar secara gratis oleh Pemkot Bekasi tersebut mampu memeriksa hingga 150 orang tiap harinya guna melacak kasus Covid-19 di Bekasi. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Adib memaparkan, jumlah tenaga kesehatan yang meninggal akibat COVID-19 sudah mencapai 159 dokter. Angka ini dicatat Tim Mitigasi IDI per 8 November 2020.

"Pada minggu lalu, dokter yang meninggal akibat COVID-19 berjumlah 152 dokter. Baru saja minggu lalu itu. Minggu ini, sudah 159 dokter meninggal, ujarnya.

Masih ada tenaga medis dan kesehatan terpapar COVID-19, kata Adib, terkait protokol kesehatan.

"Ada satu, dua, tiga rekan sejawat kami yang dirawat dalam waktu bersamaan (karena terpapar COVID-19). Kami coba telusuri problemnya apa. Kendornya protokol kesehatan yang terjadi di masyarakat juga kemungkinan juga terjadi pada kita tenaga medis tenaga kesehatan," katanya.

"Kami bertanggung jawab untuk mengingatkan kepada teman-teman kami, untuk tetap waspada. Tetap patuhi protokol-protokol kesehatan di tempat kita bekerja ataupun di masyarakat."

Peran masyarakat dan kelompok eksternal di luar medis harus terus menggelorakan protokol kesehatan. Bahwa kita belum selesai berperang melawan COVID-19.

"Pesan tetap waspada itu harus selalu disampaikan. Jangan sampai nanti ada persepsi bahwa COVID-19 ini takdir. Yang namanya penyakit nanti juga ada yang sakit, ada yang meninggal," pungkas Adib.


Infografis 4 Ciri Kelelahan Akibat Covid-19

Infografis 4 Ciri Kelelahan Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya