Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah perusahaan tengah mengembangkan vaksin Covid-19 dengan masing-masing formulanya. Sejauh ini belum ada satu pun vaksin yang masuk ke pasar.
Namun, ada berita baik. Perusahaan vaksin Pfizer dan BioNTech belum lama ini mengumumkan vaksin Covid-19 mereka 90 persen efektif.
Baca Juga
Advertisement
Tingkat efektivitas hingga 90 persen ini dianggap sangat baik dibandingkan dengan yang diharapkan oleh para ahli.
Pasalnya, sejumlah AS Food and Drug Administration (FDA) menyebut mereka akan dengan senang hati memberikan persetujuan pada vaksin dengan tingkat efektivitas 50 persen.
Dengan begitu, jika ada vaksin dengan tingkat efektivitas hingga 90 persen tentu sangatlah membanggakan.
"Ini adalah hari yang baik bagi ilmu pengetahuan dan humanitas. Kumpulan hasil pertama dari uji coba vaksin Covid-19 fase 3 kami memberi bukti awal tentang kemampuan vaksin kami mencegah Covid-19," kata Chairman sekaligus CEO Pfizer, Dr Albert Bourla, dalam pernyataannya, seperti dikutip dari Ubergizmo, Selasa (10/11/2020).
"Kami mencapai tonggak penting ini dalam program pengembangan vaksin kami, di saat dunia sedang membutuhkannya. Apalagi tingkat infeksi mencatat rekor baru, rumah sakit hampir kelebihan kapasitas, dan ekonomi tengah berjuang untuk pulih," kata Bourla.
Uji Coba pada 43.538 Orang
Tingkat efektivitas vaksin milik Pfizer ini berdasarkan data awal dari uji coba masif pada 43.538 orang.
Perusahaan masih terus mengumpulkan informasi dari uji coba dan memperingatkan persentase kemanjuran vaksin bisa bervariasi hasilnya.
Mengutip The Verge, vaksin milik Pfizer dan BioNTech dibuat menggunakan teknologi berbasis gen yang masih belum terbukti.
Strategi dibuat dengan memasukkan potongan kecil materi genetik virus corona ke tubuh. Kemudian, sel menggunakan instruksi yang dikodekan oleh potongan genetik untuk membuat potongan virus tersebut.
Lalu, sistem kekebalan tubuh belajar untuk melawannya. Selain Pfizer, kandidat vaksin Covid-19, Moderna, juga menggunakan strategi yang sama.
Advertisement
Sulitnya Distribusi Vaksin
Vaksin berbasis gen harus disimpan di suhu yang sangat dingin sehingga membuatnya lebih sulit untuk diangkut. Vaksin milik Pfizer ini juga membutuhkan dua dosis yang harus diberikan dengan jarak tiga minggu, sehingga lebih rumit untuk didistribusikan ketimbang vaksin dengan satu suntikan.
Sementara itu, di Amerika Serikat, Pfizer dan BioNTech memiliki kesepakatan dengan Departemen Kesehatan dan Layanan Manusia AS. Di mana, perusahaan harus menyediakan 600 juta dosis vaksin dengan nilai USD 1,95 miliar.
Perusahaan menyebut, mereka bisa membuat 50 juta dosis vaksin di tahun ini dan 1,3 miliar dosis vaksin pada 2021.
Jika pun FDA sudah menyetujui vaksin milik Pfizer, stoknya tidak akan segera ada. Ada kemungkinan vaksin akan didistribusikan lebih dahulu bagi para pekerja medis diikuti dengan kelompok yang dianggap rentan Covid-19, barulah ke orang yang dianggap lebih sehat dan sedikit berisiko.
(Tin/Ysl)