Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Positif COVID-19

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menjadi pemimpin dunia selanjutnya yang positif COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Nov 2020, 12:24 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (AFP)

Liputan6.com, Kyiv - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyatakan dirinya positif COVID-19. Pengumuman itu ia sebar via Twitter. 

“Tidak ada orang-orang yang bebas dari ancaman #COVID19. Meski sudah menjalani semua upaya karantina, saya mendapat hasil tes positif. Saya merasa cukup baik dan minum banyak vitamin. Saya berjanji untuk mengisolasi diri sambil bekerja. Saya akan mengalahkan COVID-19 seperti banyak orang lainnya. Semua akan baik-baik saja!” ujarnya seperti dikutip VOA Indonesia, Selasa (10/11/2020).

Tidak lama kemudian, kepala staf kepresidenan Ukraina Andriy Yermak, mengumumkan di laman Facebooknya bahwa dia juga mengidap COVID-19. Yermak mengatakan dia merasa “normal” dan akan mengisolasi diri sambil terus bekerja.

Dia juga menganjurkan semua orang untuk disiplin mematuhi protokol, dan mengatakan, “Pakai masker, cuci tangan. Jaga jarak, tetap tenang.”

Jumlah kasus baru COVID-19 naik setiap hari di Ukraina. Pusat Data Virus Corona Universitas Johns Hopkins melaporkan negara itu mencatat 9,647 kasus baru dan 142 kematian Senin (9/11), sehingga total kasus menjadi 474,245. Sedikitnya 8,695 orang telah meninggal dunia akibat penyakit itu di Ukraina.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Kandidat Vaksin Pfizer dan BioNTech Diklaim Ampuh Tangkal COVID -19

Para siswa yang memakai masker berbaris di halaman sebuah sekolah di Istanbul, Turki, 12 Oktober 2020. Setelah ketidakpastian selama berbulan-bulan di tengah wabah COVID-19, sekolah-sekolah di seluruh Turki dibuka secara parsial pada September lalu.(Xinhua/Osman Orsal)

Ada harapan bahwa vaksin untuk Corona COVID-19 dapat dijangkau, menyusul berita bahwa analisis sementara menunjukkan Pfizer dan BioNTech 90 persen efektif dalam melindungi orang dari penularan virus dalam uji coba global.

Vaksin Corona COVID-19 tersebut berkinerja jauh lebih baik daripada yang diharapkan kebanyakan ahli, menurut analisis perusahaan, dan menunjukkan potensi berakhirnya pandemi yang telah menewaskan lebih dari satu juta orang, ekonomi yang terpukul, dan kehidupan sehari-hari di seluruh dunia yang terganggu.

Dikutip dari laman The Guardian, Selasa (10/11/2020), data tersebut berasal dari analisis sementara yang akan berlanjut hingga Desember.

John Bell, profesor kedokteran Regius di Universitas Oxford, yang terlibat dengan vaksin mengatakan bahwa tim Pfizer telah menunjukkan "tingkat kemanjuran yang luar biasa" dan itu bisa berarti dunia kembali normal pada musim semi.

"Saya orang pertama yang mengatakan itu, tetapi saya akan mengatakannya dengan percaya diri," katanya kepada BBC.

Pfizer mengatakan mereka berharap bisa memasok secara global hingga 50 juta dosis vaksin pada tahun 2020 dan hingga 1,3 miliar dosis pada tahun 2021.

Negara-negara akan memutuskan siapa yang mereka prioritaskan untuk vaksinasi. Di Inggris, komite gabungan untuk vaksinasi dan imunisasi telah merekomendasikan bahwa vaksin pertama diberikan kepada pekerja rumahan dan penduduk, diikuti oleh siapa saja yang berusia di atas 80 tahun dan pekerja kesehatan dan perawatan sosial lainnya.

Berita tersebut datang terlambat untuk membantu kampanye pemilihan kembali Donald Trump di AS, tetapi wakil presiden, Mike Pence, mencoba mengklaim program Operation Warp Speed ​​pemerintah telah membantu pengembangan vaksin Corona COVID-19.


Tak Ditemui Masalah Uji Coba

Petugas medis memindahkan seorang pasien di rumah sakit di Kommunarka di Moskow, Rusia (4/11/2020). Rusia mencatat 19.768 kasus baru COVID-19 selama 24 jam terakhir, yang menjadi rekor pertambahan kasus tertinggi seiring merebaknya kembali pandemi. (Xinhua/Alexander Zemlianichenko Jr)

BioNTech, perusahaan bioteknologi kecil yang merupakan pencetus vaksin, didirikan oleh dua ilmuwan Jerman yang Uğur Şahin dan Özlem Türeci, keduanya lahir dari orang tua imigran Turki, dan ahli onkologi Austria Christopher Huber. Perusahaan ini awalnya mengembangkan jenis baru imunoterapi untuk kanker, tetapi telah memusatkan kapasitasnya pada vaksin Corona COVID-19.

Sejauh ini tidak ada masalah keamanan seputar vaksin, dengan kedua perusahaan melaporkan tidak ada efek samping yang serius.

Regulator sebelumnya mengatakan mereka akan menyetujui vaksin yang hanya memiliki tingkat efektivitas 50 persen guna melindungi setengah dari mereka yang mendapatkan vaksinasi.

"Hari ini adalah hari yang luar biasa bagi sains dan kemanusiaan. Rangkaian hasil pertama dari uji coba vaksin Covid-19 fase 3 kami memberikan bukti awal kemampuan vaksin kami untuk mencegah Covid-19," kata Dr Albert Bourla, ketua dan kepala eksekutif Pfizer.

"Kami mencapai tonggak penting dalam program pengembangan vaksin kami pada saat dunia paling membutuhkannya dengan tingkat infeksi yang membuat rekor baru, rumah sakit yang hampir kelebihan kapasitas dan ekonomi berjuang untuk membuka kembali."


Infografis 10 Tips Sehat dan Sembuh dari COVID-19

Infografis 10 Tips Sehat dan Sembuh dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya