Ini Deretan Aplikasi Favorit Pengguna Internet di Indonesia

APJII kembali merilis survei tentang perilaku dan penetrasi pengguna internet di Indonesia untuk kurun waktu 2019 hingga kuartal kedua 2020.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 10 Nov 2020, 11:57 WIB
Ilustrasi Aplikasi Smartphone. Thomas Ulrich via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Asosisasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) kembali merilis hasil survei mengenai perilaku dan penetrasi pengguna internet di Indonesia.

Seperti tahun sebelumnya, salah satu topik yang dibahas dalam survei ini adalah alasan pengguna Indonesia mengakses internet termasuk sejumlah layanan yang banyak digunakan.

Hasilnya, media sosial ternyata masih menjadi alasan utama pengguna Indonesia mengakses internet. Lalu alasan lain adalah komunikasi, gim online, belanja online, dan layanan finansial.

"Untuk media sosial, Facebook masih menjadi aplikasi yang paling banyak digunakan, lalu Instagram dan Twitter," tutur Sekretaris Jenderal APJII, Henri Kasyfi Soemartono, dalam pemaparan secara virtual.

Selain media sosial yang disebut di atas, APJII juga menyorot pengguna internet yang mengosumsi konten dari YouTube. Dari survei diketahui ternyata 61 persen responden kerap mengakses YouTube.

"Data ini bisa mencerminkan penonton YouTube di Indonesia," tuturnya. Adapun untuk konten yang kerap ditonton adalah film, musik dan olahraga.

Sementara aplikasi pesan instan yang paling banyak digunakan pengguna Indonesia adalah WhatsApp, yang disusul Facebook Messenger dan Line. WhatsApp juga menjadi mayoritas pilihan responden saat melakukan video call.

Untuk layanan belanja online, APJII menemukan dalam surveinya, Shopee dipilih oleh kebanyakan responden, bersama dengan Lazada, Tokopedia, dan Bukalapak.

Henri juga menuturkan untuk layanan aplikasi transportasi online, Grab dan Gojek, menjadi layanan yang paling banyak digunakan responden dalam survei ini.

Untuk diketahui, survei terbaru APJII mengungkap pengguna internet Indonesia saat ini mencapai 196 juta. Data itu dirangkum dari 2019 hingga kuartal kedua 2020.


Pengguna Internet Indonesia pada 2019 hingga Q2 2020 Tembus 196 Juta

Ilustrasi menggunakan smartphone (pixabay.com)

Sebagai informasi, survei yang diadakan APJII biasanya dilakukan pada kuartal pertama di setiap tahun, tapi mengingat awal tahun ini pandemi melanda Indonesia, prosesnya mundur hingga di kuartal kedua.

Dalam pemaparannya, Sekretaris Jenderal APJII, Henri Kasyfi Soemartono menuturkan saat ini internet telah berperan penting dalam kehidupan sosial, ekonomi, maupun politik secara global, termasuk Indonesia. Karenanya, penggunaannya pun terus meningkat.

Hal itu juga ditunjukkan oleh survei terbaru ini, menurut Henri, penetrasi pengguna internet Indonesia dari 2019 hingga kuartal kedua 2020 mencapai 73,7 persen. Data itu lantas digabungkan dengan proyeksi BPS mengenai populasi Indonesia yakni sekitar 266 juta.

Hasil itu diperoleh dari survei yang dilakukan pada 7.000 responden dengan metode pengumpulan data wawancara dibantu bantuan kuisioner. Survei itu sendiri dilakukan mulai dari 2 hingga 25 Juni 2020.

"Jadi, pengguna internet Indonesia diperkirakan adalah 196 juta, naik dari 171 juta di tahun 2018, dengan pertumbuhan 8,9 persen atau sekitar 25 juta pengguna," tuturnya. 


Kontribusi Pengguna Internet di Indonesia

Sementara untuk kontribusi penetrasi pengguna internet, Jawa masih mendominasi dengan 56,4 persen disusul Sumatera 22,1 persen.

Lalu ada Pulau Sulawesi (7 persen), Kalimantan (6,3 persen), Bali Nusa Tenggara (5,2 persen), dan Maluku Papua (3 persen).

Henri menambahkan, apabila dibandingkan dengan survei 2018, kontribusi penetrasi per wilayah untuk tahun ini kurang lebih berimbang.

Untuk perbandingan, penetrasi tahun lalu Jawa (55,7 persen), Sumatera (21,6 persen), Bali Nusa Tenggara (5,2 persen), Kalimanta (6,6 persen), Sulawesi (5,2 persen), dan Maluku Papua (10,9 persen).

"Kontribusi pulau Jawa naik sedikit dari 55,7 persen menjadi 56,4 persen. Ini menggambarkan infrastruktur di Jawa tersebut berkembang, sehingga secara kontribusi tetap memberikan kenaikan," tuturnya menjelaskan

Pada survei tahun ini, APJII juga turut menghadirkan data baru yakni penetrasi di ibukota provinsi tiap wilayah.

Survei ini dilakukan bersama Indonesia Survei Center dengan metode teknik sampling. Adapun margin of error survei ini mencapai 1,27 persen dengan level of confidence 95 persen.

(Dam/Ysl)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya