Awas, Harga Emas Bakal Anjlok hingga Sentuh Rp 914.340 per Gram

Salah satu sentimen yang menyebabkan harga emas anjlok adalah suksesnya uji klinis tahap tiga dari vaksin Covid-19.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 10 Nov 2020, 12:50 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia terjun bebas pada perdagangan Senin 9 NOvember 2020. Harga emas dunia berada di bawah level USD 1.900 per ounce. Harga emas di dalam negeri pun juga terpengaruh dan diperkriakan anjlok hingga Rp 914.340 per gram.

"Ada kemungkinan logam mulia per gram Rp 914.340 dengan asumsi harga emas terendah USD 1.809 dibagi 31,1 dikalikan Rp 14.000 ditambah Rp 100.000," jelas Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, Selasa (10/11/2020).

Kendati begitu, Ibrahim masih melihat kemungkinan emas akan kembali pada level USD 2.000 per ounce meski tipis. “Kesempatan harga emas ke USD 2.000 (per ounce) ada tapi sangat tipis,” kata dia.

Sejumlah hal yang menyebabkan harga emas anjlok antara lain terkait suksesnya uji klinis tahap tiga dari vaksin Covid-19 yang dilakukan oleh perusahaan Amerika Serikat dengan BioNTech asal Jerman.

Ditambah, terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat yang baru. Joe Biden ditetapkan sebagai pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat setelah mengalahkan Donald Trump.

Menurut Ibrahim, terpilihnya Biden akan mempererat hubungan Amerika Serikat dengan China. Bahkan, Biden diperkirakan akan melakukan kerjasama dengan China untuk penelitian mengenai virus Covid-19 di Wuhan.

"Dalam pemerintahan Joe Biden AS akan bekerjasama dengan China untuk penelitian covid-19 di Wuhan, stimulus besar kemungkinan terganjal kongres," kata dia.

Sentimen-sentimen tersebut akan membuat harga emas masih akan mengalami tekanan. 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Harga Emas Jatuh Hampir 5 Persen Tertekan Euforia Vaksin Covid-19

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Sebelumnya, harga emas anjlok lebih dari 4 persen pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Pendorong penurunan harga emas ini karena berita positif mengenai ujo coba vaksin Covid-19.

Investor berbondong-bondong melepas emas yang merupakan aset safe haven dan mulai memburu ke aset berisiko seperti saham.

Mengutip CNBC, Selasa (10/11/2020), harga emas di pasar spot turun 4,8 persen menjadi USD 1.857,61 per ounce. Sementara emas berjangka AS turun 5 persen ke level USD 1.854,40 per ounce.

Harga emas di pasar spot ini anjlok tajam dari harga tertinggi dalam dua bulan yaitu USD 1.965,33 per ounce. Sebelumnya harga emas sempat melonjak karena harapan lebih banyak stimulus menyusul kemenangan Joe Biden dalam pemilihan AS.

Bursa saham melonjak sehingga menekan harga emas. Saham melonjak setelah Pfizer Inc mengatakan bahwa uji coba vaksin Covid-19 lebih dari 90 persen efektif. Pfizer dan mitra dari Jerman yaitu BioNTech SE mengatakan mereka berharap untuk mendapatkan otorisasi penggunaan darurat AS akhir bulan ini.

″Berita soal vaksin melampaui skenario kasus terbaik semua orang. Saat ini pelaku pasar mulai eksodus besar-besaran dari instrumen safe-haven, ”kata Edward Moya, analis senior OANDA.

Namun, ia menambahkan, perekonomian masih membutuhkan banyak dukungan dan hanya 50 juta dosis vaksin yang akan tersedia. "Jadi mungkin akan semakin banyak seruan stimulus ke depannya."

Emas merupakan instrumen lindung nilai terhadap penurunan nilai mata uang dan inflasi. Harga emas telah naik 22 persen tahun ini, terutama didorong oleh stimulus pandemi global yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Jika Anda merasa hidup di yang terbaik dari semua dunia, maka Anda tidak membutuhkan emas,” kata analis Commerzbank Daniel Briesemann.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya