Liputan6.com, Jakarta Badan Kesehatan Brasil menghentikan sementara uji coba tahap akhir vaksin COVID-19 China dengan alasan "kejadian buruk yang serius". Hal tersebut diungkap otoritas setempat menurut pernyataan resmi yang diunggah ke situs pada Senin malam kemarin.
Pengujian vaksin Sinovac Biotech Ltd., yang disebut CoronaVac, telah dihentikan sementara di Brasil setelah peristiwa yang terjadi pada 29 Oktober, kata Badan Kesehatan Brasil pada Selasa, tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang apa yang terjadi.
Advertisement
Studi itu dihentikan sementara sesuai dengan peraturan badan tersebut yang juga menganalisis apakah studi itu harus dilanjutkan, seperti dilansir dari Washington Post Selasa (10/11/2020).
Instituto Butantan Sao Paulo, yang bermitra dengan Sinovac untuk memproduksi vaksin secara lokal mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya terkejut dengan keputusan tersebut dan sedang mencari detail tentang apa yang terjadi dalam penelitian tersebut.
Sementara, Direktur Instituto Butanta Dimas Covas mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa salah satu sukarelawan dalam uji coba tersebut telah meninggal, tetapi kematian tersebut tidak terkait dengan vaksin. Di sisi lain, perwakilan perusahaan Sinovac tidak segera angkat bicara.
Penghentian untuk menyelidiki efek samping yang serius tidak jarang terjadi dalam uji coba obat skala besar. Sebelumnya, dua perusahaan- AstraZeneca Plc dan Johnson & Johnson - telah menghentikan uji coba vaksin mereka dalam beberapa bulan terakhir karena mengalami insiden dan memulainya kembali setelah penyelidikan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut Ini:
Yang Dilakukan China
China telah mulai memberikan vaksinnya, termasuk CoronaVac, kepada ratusan ribu orang di bawah persetujuan penggunaan darurat yang ekspansif.
Bulan lalu, Kementerian Sains China mengatakan perusahaan Sinovac telah menginokulasi sekitar 60.000 sukarelawan dalam uji coba tahap akhir, tetapi belum ada laporan tentang efek samping yang serius.
Salah satu efek samping serius yang terjadi dalam uji coba vaksin adalah kematian, risiko kematian langsung, disabilitas jangka panjang atau serius, dan rawat inap.
Pengembang vaksin China telah menjadi yang terdepan dalam ajang global untuk menciptakan imunisasi yang efektif melawan virus SARS-CoV-2. Dorongan itu menjadi sangat penting karena negara-negara ingin bergerak melampaui COVID-19 dan secara lebih pasti membuka kembali ekonomi mereka.
Proses pengembangan vaksin yang biasanya memakan waktu bertahun-tahun telah dikompresi menjadi berbulan-bulan oleh para pemain global, didorong oleh para politisi yang menginginkan perbaikan cepat terhadap pandemi yang telah membuat sakit lebih dari 50 juta orang.
Sementara itu, perkembangan vaksin COVID-19 yang lain yakni besutan Pfizer Inc. dengan BioNTech SE merilis temuan awal yang menunjukkan bahwa vaksin yang mereka kembangkan mencegah lebih dari 90 persen infeksi simtomatik dalam uji coba puluhan ribu sukarelawan. Hal ini turut meningkatkan harapan untuk netralisasi COVID-19 dengan cepat.
Advertisement