Merawat Mimpi AC Milan Bersama Zlatan Ibrahimovic

Zlatan Ibrahimovic masih mampu menjadi mesin gol AC Milan di usia yang tidak muda lagi.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 10 Nov 2020, 14:30 WIB
Penyerang AC Milan, Zlatan Ibrahimovic berselebrasi usai mencetak gol ke gawang AS Roma pada pertandingan lanjutan Liga Serie A Italia di Stadion Milan San Siro, Italia, Senin (26/10/2020). AC Milan bermain imbang atas Roma 3-3. (Fabio Ferrari / LaPresse via AP)

Liputan6.com, Jakarta Usia sepertinya hanya deretan angka bagi striker AC Milan, Zlatan Ibrahimovic. Meski sudah berumur 39 tahun, pemain Swedia itu masih mampu menunjukkan ketajamannya bersama skuat Rossoneri.  

Terbaru, Ibra menjadi penyelamat AC Milan dari kekalahan saat menjamu Hellas Verona pada lanjutan Liga Italia Serie A, Minggu (8/11/2020). Meski sempat gagal mencetak gol dari titik putih penalti dan menjadi penyebab dianulirnya gol Calabria, Ibra menjadi pahlawan berkat golnya pada masa injury time. 

Gol tersebut mengubah kedudukan menjadi 2-2 dan menjaga tren tak terkalahkan Milan musim ini. Berkat tambahan 1 poin ini, AC Milan pun masih digdaya di puncak klasemen Serie A musim 2020.

Penampilan Ibra bersama AC Milan mendapat pujian dari media Italia, La Gazzetta Dello Sport. Sundulan kerasnya ke gawang Verona menghiasi halaman depan koran olahraga ternama itu.

"Incredibra" tulis La Gazzetta Dello Sport.

Para pemain sepak bola profesional pada umumnya sudah pensiun saat memasuki usia 39 tahun. Bahkan tidak sedikit yang justru sudah menjadi pelatih saat sudah seusia Ibrahimovic.

Meski demikian, Ibra memilih jalur yang berbeda. Mantan pemain Manchester United itu masih tetap setia menjadi penyerang yang memiliki peran vital di lini depan skuat Rossoneri. 

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini


Sadar Usia

Striker AC Milan Zlatan Ibrahimovic gagal mencetak gol dari tendangan penalti saat melawan Hellas Verona pada pekan kedelapan Liga Italia di San Siro, Senin (9/11/2020) dini hari WIB. (AP Photo/Antonio Calanni)

Ibra sebenarnya sadar usianya sudah tidak muda lagi. Karena itu, jeda internasional selama dua pekan ini sangat membantu untuk memulihkan kembali tenaganya yang terkuras bersama Rossoneri. 

"Saya butuh istirahat," kata Ibra usai pertandingan AC Milan vs Hellas Verona. "Ketajaman dan determinasi saya di depan gawang tidak seperti biasanya. Saya merasa seperti tidak berada di sana."

Ibrahimovic berubah menjadi mesin gol sejak dia meninggalkan klub pertamanya Malmo dan pindah ka Ajax Amsterdam pada tahun 2001 lalu. Selama tiga musim memperkuat tim asal Belanda itu, Ibra mencetak 74 gol. Dia masih terus menebar ancaman di kotak penalti lawan saat memperkuat Juventus, Inter Milan, Barcelona, AC Milan, PSG, Manchester United, dan LA Galaxy.

Sementara bersama timnas Swedia Ibra telah mencetak 116 gol sejak 2001 hingga 2016.

 


Mantra AC Milan

Penyerang AC Milan, Zlatan Ibrahimovic (kiri) mencetak gol kedua untuk timnya ke gawang Hellas Verona pada lanjutan Liga Italia Serie A di San Siro, Senin (9/11/2020) dinihari WIB. AC Milan harus puas berbagi angka dengan Hellas Verona setelah bermain imbang 2-2. (AP Photo/Antonio Calanni)

Ibra seperti diketahui kembali didatangkan ke Milan pada Januari 2020 setelah berpisah dengan LA Galaxy berakhir. Setelah musim 2019/2020 berakhir, kontraknya kembali diperpanjang. Musim ini, Ibra sudah mencetak 8 gol dari 7 pertandingan dan memimpin daftar top scorer Serie A sementara. 

Adalah wajar bila fans AC Milan menaruh harapan besar terhadap kehadiran Ibra di skuat Merah-Hitam. 'Magis' yang selalu menyertai penampilan pemain jangkung tersebut telah menjelma menjadi semacam mantra ampuh bagi fans untuk melihat kembali Rossoneri tampil di ajang sekelas Liga Champions. 

 

 


Masih Mampu Bersaing

Usia secara tidak langsung telah menggerus tenaga Ibra. Namun melihatnya bermain menghadapi pemain-pemain bertahan kelas dunia, Ibrahimovic sejauh ini masih mampu menunjukkan kelasnya. 

Pengalaman bermain di sejumlah klub papan atas Eropa hingga Amerika, membuatnya jadi target man matang dengan kegesitan yang tidak biasa untuk pemain seusianya. Dan menurut theworldgame, aksi-aksinya mengingatkan kepada kapten timnas Australia di Piala Dunia 2006, Mark Viduka.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya