Indonesia Akan Angkat Isu Penanganan Pandemi COVID-19 dalam KTT ASEAN ke-37

Indonesia angkan mendorong agenda penanganan pandemi dan percepatan pemulihan ekonomi dalam KTT ASEAN ke-37.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 10 Nov 2020, 13:55 WIB
Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. (Liputan6.com/ Benedikta Miranti T.V)

Liputan6.com, Jakarta - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-37 dan rangkaian KTT ASEAN dengan Mitra Wicara akan diselenggarakan pada 12-15 November 2020 melalui video conference.

Pertemuan ini akan didahului dengan pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri Negara Anggota ASEAN, 22nd ASEAN Political-Security Community (APSC) Council Meeting dan 28th Meeting of the ASEAN Coordinating Council pada tanggal 10 November 2020.

Pada hari yang sama, 10 November 2020, akan dilakukan juga penandatanganan instrumen aksesi pada Treaty of Amity and Cooperation oleh beberapa Negara, yaitu Kuba, Kolombia, dan Afrika Selatan.

Rangkaian KTT ASEAN yang berjumlah 17 sesi pertemuan ini rencananya akan dihadiri oleh 10 Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN dan 8 Kepala Negara/Pemerintahan Negara Mitra ASEAN.

Presiden RI, Joko Widodo, direncanakan akan mengikuti tujuh KTT melalui video conference antara lain KTT Pleno ASEAN ke-37, KTT Asia Timur ke-15, KTT ASEAN Plus Three ke-23, KTT ASEAN dengan RRT ke-23, KTT ASEAN dengan Korea Selatan ke-21, KTT ASEAN dengan Jepang ke-23 serta KTT ASEAN dengan India ke-17.

Rangkaian KTT utamanya akan membahas langkah bersama untuk mencegah dampak yang lebih luas dari pandemi ini bagi kawasan dengan menekankan prioritas kerja sama di 2021, khususnya terkait keberadaan dan produksi vaksin bagi kawasan.

KTT juga akan membahas prioritas pengembangan ekonomi di kawasan dengan Mitra untuk menangani dampak ekonomi  dan sosial akibat Covid-19 dan memastikan kelancaran regional supply chain atas makanan, obat-obatan dan barang-barang esensial lainnya. Selain itu, KTT akan mendorong implementasi beberapa kesepakatan yang telah diinisiasi di tingkat khususnya pada ASEAN Plus Three (APT).

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Bangun Konektivitas dan Pulihkan Ekonomi

Gedung Pancasila. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Salah satu inisiatif yang diusung oleh Indonesia pada KTT ini adalah upaya membangun komitmen bersama ASEAN untuk segera membuka kembali konektivitas dan memulihkan kegiatan ekonomi di ASEAN melalui ASEAN Travel Corridor Arrangement (TCA). TCA diharapkan mempermudah akses perjalanan bagi para pebisnis di negara-negara ASEAN dalam situasi kenormalan baru dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

“KTT ini penting untuk satukan langkah dan memperoleh komitmen ke depan para Pemimpin Negara Mitra ASEAN untuk mengatasi pandemi secara lebih terstruktur, sesuai tenggat waktu yang dibutuhkan agar tidak semakin menunda dampak dari pandemi yang semakin kompleks bagi situasi dunia dan Kawasan", sebut Menlu RI.

KTT ASEAN direncanakan akan menghasilkan sebanyak 38 dokumen yang akan disepakati di ASEAN diantaranya  Ha Noi Declaration on the ASEAN Community's Post-2025 Vision, ASEAN Comprehensive Recovery Framework and Its Implementation Plan, Ha Noi Declaration on Strengthening Social Work Towards Cohesive and Responsive ASEAN Community dan Narrative of ASEAN Identity yang merupakan inisiatif Indonesia untuk mendorong identitas ASEAN di semua level masyarakat untuk pembangunan masyarakat ASEAN yang menyeluruh.

Selain itu, Presiden akan menyampaikan pidato melalui rekaman video kepada para peserta ASEAN Business and Investment Summit (ABIS) pada tanggal 13 November 2020. Pertemuan khusus mengenai bisnis dan investasi ini akan mengusung tema 'Digital ASEAN: Sustainable and Inclusive' yang menekankan pentinganya fourth industrial revolution (4IR) dalam menstimulasi pertumbuhan, perdagangan, dan investasi di tengah guncangan pandemi dan berbagai tantangan yang dihadapi di Kawasan.


Kesepakatan KTT ASEAN

Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto saat KTT ASEAN Khusus Tentang COVID-19 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (14/4/2020). Jokowi mengajak negara-negara ASEAN bersinergi melawan COVID-19. (Foto: Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden)

KTT ASEAN dengan Mitra akan menghasilkan sejumlah kesepakatan, diantaranya (i) Joint Statement on Human Capital Development terkait pembangunan kapasitas SDM di kawasan melalui pendidikan, kesehatan, ekonomi kemasyarakatan dan peningkatan teknologi; (ii)  Joint Statement on Enhancing Cooperation under FTA and Combating COVID-19 mengenai komitmen bersama untuk mengurangi dampak pandemi pada perdagangan, investasi global, regional dan memulihkan kepercayaan ekonomi dan perdagangan melalui menjamin keterbukaan pasar, fasilitasi perdagangan dan saling tukar pengalaman/informasi; (iii) Joint Statement of the Second ASEAN-Australia Biennial Summit; (iv) Joint ASEAN-New Zealand Leaders' Vision Statement on the 45th Anniversary of ASEAN-New Zealand Dialogue Relations: A Legacy of Partnership, A Future Together; dan (v) Joint Statement of the 23rd ASEAN-Japan Summit on Cooperation on ASEAN Outlook on the Indo-Pacific sebagai bentuk realisasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).

Sementara pada KTT East Asia akan menghasilkan 5 dokumen kesepakatan sementara KTT APT akan menghasilkan 5 dokumen kesepakatan khususnya ASEAN Plus Three Leaders' Statement on Strengthening ASEAN Plus Three Cooperation for Economic and Financial Resilience in Face of Emerging Challenges yang menekankan kerja sama pada bidang ekonomi dan keuangan untuk mendukung ketahanan kawasan dalam menghadapi tantangan kawasan, khususnya pada saat pandemik saat ini.

Pada hari terakhir rangkaian KTT ASEAN ke-37 (15 November 2020),  Presiden juga akan hadir pada KTT Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dan Seremoni Penandatanganan RCEP. RCEP merupakan perjanjian perdagangan bebas di kawasan oleh 15 negara  yang bertujuan untuk membuka akses pasar, menyediakan fasilitas perdagangan dan investasi serta mempromosikan integrasi ekonomi regional.

Dalam konteks pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19, penandatanganan perjanjian RCEP diharapkan membantu meningkatkan kepercayaan dunia usaha, menjaga stabilitas industri dan rantai pasok regional dan global serta menunjukkan dukungan kawasan untuk sistem perdagangan multilateral yang terbuka, inklusif dan berbasis aturan.

Adapun deliverables dari pertemuan tersebut, yakni Joint Leaders' Statement of the 4th RCEP Summit dan Penandatanganan Teks Perjanjian.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya