Megan Rapinoe Sebut MU Memalukan, Ada Apa?

Manchester United (MU) telah membentuk tim sepak bola wanita sejak tahun 2018.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Nov 2020, 20:30 WIB
Sebelumnya Megan Rapinoe sempat menyindir Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang kebijakannya merugikan kaum minoritas. (Photo by FRANCK FIFE / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Gelandang Timnas Amerika Serikat, Megan Rapinoe mengatakan sepak bola wanita kian tertinggal dewasa ini. Menurutnya, tidak banyak klub profesional yang serius menggeluti bidang itu, termasuk Manchester United (MU).

Rapinoe menilai tim sebesar MU sangat terlambat untuk terjun di bidang ini. Pasalnya, MU baru membentuk tim sepak bola wanita profesionalnya di tahun 2018 lalu.

Bahkan, pemain berusia 35 tahun itu tidak segan mengecap MU sebagai tim yang memalukan. Sebab, kompetisi tertinggi sepak bola wanita di Inggris The FA Women’s Super League sudah berdiri sejak 10 tahun lalu pada 2010.

“Ini tahun 2020. Sudah berapa lama Liga Premier Inggris berjalan? Dan kami baru melihat klub seperti Manchester United baru mengupayakan tim wanitanya. Jujur, ini sangat memalukan,” ujarnya seperti dilansir Metro, Senin (9/11/2020).

Simak Video Menarik Berikut Ini


Tren Positif

Tim sepak bola wanita Manchester United. (Twitter @ManUtdWomen)

Meski telat untuk memulai, tim sepak bola wanita MU mampu menunjukkan penampilan sempurna. Mereka berhasil mempromosikan diri ke kasta utama The FA Women’s Super League dalam waktu satu musim saja.

Bahkan, musim ini Setan Merah berhasil menduduki peringkat pertama klasemen sementara. Mereka mengoleksi 16 poin dari enam pertandingan yang dilakoni.


Kurangnya Sponsor

Piala Dunia Wanita kali ini mungkin akan menjadi laga kompetisi terakhir dari Megan Rapinoe karena kini dirinya sudah berusia 33 tahun. (Photo by CHRISTOPHE SIMON / AFP)

Rapinoe mengungkap sepak bola wanita tak kunjung membaik karena minimnya sponsor yang mendanai. Apabila hal ini terus berlanjut, sepak bola wanita akan terus tertinggal jauh.

“Saya pikir sepak bola wanita di Inggris sama dengan AS, sama-sama kekurangan sponsor yang mendanai. Kami tidak memiliki investor besar yang mampu memajukan sepak bola wanita,” pungkasnya.

 

Penulis

Dzaky Nurcahyo

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya