Kim Jong-un Masih Bungkam Usai Donald Trump Kalah Pemilu Amerika 2020

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un masih belum berkomentar usai kekalahan Donald Trump di pemilu Amerika.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 10 Nov 2020, 15:55 WIB
Presiden AS, Donald Trump bertemu dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un di zona demiliterisasi Korea (DMZ), Desa Panmunjom pada Minggu (30/6/2019). Pertemuan keduanya berawal ketika Trump menuliskan undangan pertemuan dengan Kim melalui Twitter. (AP Photo/Susan Walsh)

Liputan6.com, Pyongyang - Pemimpin Korea Utara Kim Jon-un masih bungkam terkait kabar kekalahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di pemilu AS 2020. Korut tampaknya masih memantau pemilu AS dengan hati-hati.

Dilaporkan Yonhap, Selasa (10/11/2020), media-media Korut terpantau tetap bungkam hingga Senin 9 November 2020. Namun, Korut biasanya memang tak selalu cepat merespons hasil pemilu AS.

Presiden Trump hingga kini belum mengaku kalah dan masih mengambil langkah hukum.

Hubungan Donald Trump dan Kim Jong-un relatif dekat, meski awalnya sempat saling menghina. Selama menjabat, Trump sudah tiga kali bertemu Kim, yakni di Singapura, Vietnam, dan perbatasan Korea Utara.

Presiden Donald Trump adalah presiden pertama dalam sejarah AS yang berkunjung ke Korea Utara pada 30 Juni 2019.

Yonhap menyebut Korea Utara kemungkinan besar lebih menyukai Donald Trump di periode dua karena Joe Biden sangat kritis pada Korea Utara. Joe Biden juga tidak tertarik dengan diplomasi dengan negara itu.

Tahun lalu, Korea Utara dan Joe Biden sempat bertukar hinaan. Biden menyebut Kim Jong-un sebagai "preman", sementara Korut menyebut Biden sebagai "orang bodoh dengan IQ rendah."

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Donald Trump Dianggap Sahabat

Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di sisi utara garis demarkasi militer, zona demiliterisasi Korea (DMZ), Panmunjom pada Minggu 30 Juni 2019 (Brendan Smialowski / AFP PHOTO)

Pakar Korea Utara menyebut bungkamnya Korea Utara karena mempertimbangkan hubungan persahabatan dengan Donald Trump.

"Utara tampaknya tetap bungkam dengan pertimbangan hubungan bersahabat yang mereka bangun dengan Trump dan sepertinya menunggu pemilihan Biden agar dikonfirmasi, serta mengeksplorasi bagaimana sekutunya yakni China dan Rusia merespons hasil ini," ujar Yang Moo-jin, profesor dari University of North Korean Studies.

Media China sudah membahas kemenangan Donald Trump, namun Rusia memilih menunggu hasil resmi pemilu 2020.

Yang Moo-jin menambahkan bahwa jika pemilihan Biden sudah dikonfirmasi, kemungkinan media Korea Utara akan meminta AS untuk menghentikan kebijakan yang keras terhadap Korea Utara.


Kim Jong-un Tak Muncul di Publik Sejak 21 Oktober

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bersiap menaiki kereta di stasiun kereta Dong Dang di Dong Dang, Vietnam, Sabtu (2 /3). Kim Jong Un mengakhiri KTT dengan Presiden AS Donald Trump di Hanoi dan kunjungan kenegaraan ke Vietnam. (AP Photo/Minh Hoang)

Tak ada laporan mengenai aktivitas publik Kim Jong-un sejak 21 Oktober. Saat itu, Kim mengunjungi makam tentara China di Provonsi Pyongan Selatan.

Respons tercepat Korea Utara terhadap pemilu AS adalah pada 2008 ketika Barack Obama menang melawan John McCain.

Ketika Obama terpilih lagi pada 2012, Korea Utara baru melaporkan kemenangan Obama empat hari kemudian.

Saat Trump menang di 2016, media Korut melaporkannya dua hari kemudian, namun tanpa menyebut nama Donald Trump.


Infografis COVID-19:

Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya