Riset Ahli: Penggemar Cabai Bisa Memiliki Umur Panjang

Penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa para konsumen cabai biasa dapat memiliki masa hidup lebih lama.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 10 Nov 2020, 20:40 WIB
ilsutrasi/copyright pixabay.com/JillWellington

Liputan6.com, Jakarta - The American Heart Association merilis pernyataan yang mereka sampaikan dalam persentasi akhir pekan ini di konferensi virtual berjudul "Sesi Ilmiah 2020."

Penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa para penggemar cabai biasa dapat memiliki masa hidup lebih lama karena sifat anti-inflamasi, antioksidan, antikanker, dan pengatur glukosa darah buah.

Dikutip dari laman Foxnews, Selasa (10/11/2020) faktor-faktor ini berperan dalam mengurangi risiko seseorang meninggal akibat penyakit kardiovaskular atau kanker, menurut AHA.

Peneliti yang sampai pada tekad ini menganalisis 4.728 studi yang berkaitan dengan cabai dan sejumlah penyakit.

Lebih dari 570.000 catatan kesehatan dimasukkan dalam penelitian ini, termasuk orang-orang dari AS, Italia, China, dan Iran.

Kandidat yang makan cabai secara teratur mengalami "penurunan relatif 26% dalam kematian kardiovaskular; penurunan relatif 23% dalam kematian akibat kanker; dan penurunan relatif 25% dalam semua penyebab kematian."

"Kami terkejut menemukan bahwa dalam studi yang diterbitkan sebelumnya ini, konsumsi cabai secara teratur dikaitkan dengan pengurangan risiko secara keseluruhan dari semua penyebab, CVD dan kematian akibat kanker," kata penulis senior laporan itu Dr. Bo Xu.

"Ini menyoroti bahwa faktor makanan mungkin memainkan peran penting dalam kesehatan secara keseluruhan."

Saksikan Video Berikut Ini:


Makanan Pedas Lain?

Makanan pedas dapat memicu serta memperparah kondisi kulit yang sedang bermasalah. (Foto: pixabay.com)

Meskipun ada data yang menunjukkan bahwa pemakan cabai tampaknya memiliki risiko kematian yang lebih rendah akibat penyakit kardiovaskular atau kanker, namun tidak dapat dipastikan bahwa tanaman pedas lainnya berkontribusi pada umur panjang.

Dia menambahkan: "Lebih banyak penelitian, terutama bukti dari studi terkontrol secara acak, diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan awal ini."

Di antara mereka yang makan cabai, tingkat konsumsinya bervariasi, sehingga tidak jelas berapa banyak yang perlu dikonsumsi untuk mendapatkan manfaat kesehatan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya