Liputan6.com, Jakarta - Sebagaimana sendi kehidupan sosial lain, pandemi COVID-19 juga mengubah kebiasaan berkencan. Demi memahami secara lebih detail, seektrem apa perubahan itu bagi para jomlo, perusahaan kencan pertama di Asia, Lunch Actually, mengadakan survei pada 3,5 ribu singles di Singapura, Malaysia, Hong Kong, Thailand, dan Indonesia.
Survei ini sendiri dilakukan melalui email dan media sosial, yakni Facebook, Instagram, dan LinkedIn, pada 12--26 Oktober 2020. "Berdasarkan riset tersebut, pria lebih aktif berkencan selama pandemi dengan persentase 62 persen pria, sementara wanita ada di angka 40 persen," Co-Founder dan CEO Lunch Actually, Violet Lim, menjelaskan saat jumpa pers virtual, Selasa, 10 November 2020.
Baca Juga
Advertisement
Penemuan lainnya, yakni pandemi membuat para jomlo lebih serius mencari pasangan. 74 persen responden mengatakan masa krisis kesehatan global membuat mereka sadar bahwa mereka menginginkan hubungan lebih serius.
54 persennya mengaku ingin lebih jujur dalam berinteraksi dengan teman kencan virtual mereka. Kemudian, 53 persen mengatakan lebih hati-hati dan saksama membaca profil calon teman kencan virtual sebelum memutuskan bertemu secara langsung.
Rebeka Pinaima, Psikolog Klinis Dewasa, sekaligus Co-Founder @cintasetara menjabarkan, pembatasan kegiatan luar ruang dan pertemuan secara langsung membuat jomlo banyak berpikir sampai tak jarang berujung merasa lebih kesepian.
"Mereka (jomlo) lebih sadar akan masalah hidup, makanya cari teman bicara," katanya.
Dari situ, muncul kebutuhan tinggi untuk menjalin komunikasi berkualitas yang disebut menggerus penampilan sebagai faktor terpenting. Bagaimana lebih nyambung saat ngobrol dan perasaan terhubung secara emosional, kata Rebeka, jauh lebih dicari jomlo di masa pandemi.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Beralih ke Video Dating
65 persen pria dan 57 persen wanita sudah pernah mencoba video dating dan bersedia berkencan dengan metode tersebut. Bagi 59 persen perempuan, cara itu efisien dan dapat menghemat waktu perjalanan. Juga, sebagai filter dalam memilih teman kencan yang bakal mereka temui secara langsung menurut 51 persen di antaranya.
Sementara, menurut 57 persen pria, video dating merupakan pengalaman baru dan menarik bagi mereka, juga teman kencan mereka. 69 persen pria dan 64 persen wanita setuju bahwa video dating adalah alternatif bagus untuk berkencan dan akan semakin dinikmati.
Dari situ, 86 persen pria dan 59 persen wanita mengatakan bahwa mereka bersedia mencoba video dating dalam menjalin hubungan kencan ke depannya. Demi mengakomodir permintaan tersebut, pihaknya meluncurkan Lunch Actually App.
"Bedanya dengan aplikasi kencan daring yang sudah ada di pasaran, Lunch Actually App punya tingkat validasi yang ketat. Jadi, untuk bergabung akan ada pelacakan yang dilakukan tim internal guna membuktikan apakah informasi yang diberikan pengguna benar, mulai dari usia, sampai kewarganegaraan," kata Violet.
Pengguna, sambungnya, diminta menyertakan dokumen tertentu saat mendaftar untuk menjamin kebenaran data tersebut. Setelahnya, akan dibantu untuk mengatur rencana kencan.
"Bakal ada coach juga yang siap memberi tips soal topik perbincangan dan bagaimana membuat percakapan jadi tak canggung," imbuhnya.
Rebeka menyambung, yang ia sukai dari Lunch Actually adalah pihaknya tak sekadar memasangkan orang. Namun, ada juga edukasi bagi para singles untuk lebih memahami diri dan preferensi masing-masing dalam memilih teman kencan.
Advertisement