Liputan6.com, Jakarta Sejak pertama kali Mike Tyson mengumumkan keinginannya untuk kembali naik ring, satu nama yang langsung mencuat ke permukaan adalah Evander Holyfield. Para pecinta tinju kelas berat dunia sangat mendambakan, keduanya kembali bertarung demi menuntaskan rasa penasaran di masa lampau.
Namun pilihan Tyson ternyata berbeda. Si Leher Beton belakangan dijadwalkan meladeni Roy Jones Jr pada 28 November 2020. Keduanya akan bertarung pada laga eksebisi 8 ronde di California.
Advertisement
Holyfield bukannya tidak tertarik meladeni Tyson. Bahkan tidak lama setelah Tyson mengunggah kegiatan latihannya pertama kali di media sosial, Holyfield juga melakukan hal yang sama. Pria berusia 58 tahun tersebut juga memamerkan kegiatan latihannya dan menyatakan siap naik ring lagi.
Seperti dilansir dari Latin Times, asa Holyfield ternyata belum pudar. Sebaliknya, Holyfield masih bersedia meladeni Mike Tyson setelah menjalani pertarungan melawan Roy Jones Jr. Dan untuk memuluskan niat tersebut, kubu Holyfield berusaha memanas-manasi Tyson dan timnya.
Kubu Holyfield menuding bila Tyson sengaja menghindar. Bahkan salah seorang sumber menyebutkan, bila Mike Tyson memang tidak berani bertemu Holyfield lagi di atas ring.
"Untuk saat ini, ini bukan soal uang. Saya pikir Tyson takut," ujar sumber tersebut.
"Kami sudah mengajukan tawaran berulang kali dan duel Tyson Vs Holyfield harusnya bisa terwujud."
Saksikan juga video menarik di bawah ini
Kilas Balik
Sementara itu, seperti dilansir dari BBC, Holyfield harus kehilangan sebagian telinganya dalam duel melawan Tyson. Sementara aura tanpa rasa takut yang lekat dengan Si Leher Beton juga luntur akibat laga itu. Bursa taruhan hancur lebur. Sementara promotor pertandingan dalam hal ini, Don King, meraup untung hingga 120 juta USD atau setara Rp1,6 Triliun dari dua pertemuan Holyfield vs Tyson.
Semua bermula ketika Tyson berusaha mengembalikan kembali reputasinya di atas ring usai menjalani hukuman empat tahun penjara atas tindak pidana pemerkosaan. Satu persatu lawan berhasil di kalahkan dan Tyson kembali menyandang gelar juara dunia kelas berat versi badan tinju WBA.
Evander Holyfield sendiri sebenarnya tengah berpikir untuk pensiun setelah pemeriksaan medis yang keliru memvonis pria kelahiran 19 Oktober 1962 tersebut mengalami penyakit jantung. Belum lagi rekor bertandingnya yang belakangan kerap diwarnai tanda merah. Dari tujuh pertandingan terakhir, Holyfield mengalami tiga kekalahan di mana satu di antaranya bahkan berakhir dengan TKO.
Jadi Holyfield sebenarnya bukan lawan spesial bagi Tyson meski pada akhir tahun 1980-an, Holyfield pernah menghajar Tyson dalam sebuah sesi sparring partner. Karena itu, wajar poster pertarungan mereka juga dibuat seadanya tanpa banyak embel-embel yang menguras emosi yang melihatnya.
Meski demikian, pertarungan ini tetap mendapat perhatian lebih. Sebagian besar tentu saja ingin melihat penampilan si Leher Beton. Mereka belum puas melihat kebuasannya usai keluar dari penjara.
Penjara sepertinya tidak melunturkan ketangguhan Tyson. Sejak meninggalkan hotel prodeo, dia belum terkalahkan dalam empat pertarungan. Bahkan dari seluruh duel itu, Tyson hanya butuh total 8 ronde untuk membungkam lawan-lawannya sekaligus mengantarnya sebagai juara dunia lagi.
Wajar bila dari 41 media terdaftar yang diminta memprediksi duel ini, hanya Boston Globe yang menjagokan Holyfield. Sementara pasar taruhan bahkan ada menetapkan 25:1 untuk Holyfield. Sementara asisten pelatih Holyfield, Lou Duva memutuskan untuk bertaruh bagi petinjunya dalam pasaran 16-1 dan 14-1 dan selanjutnya sukses membawa pulang uang sebanyak 230 ribu USD.
Aktor Harrison Ford, penyanyi Tom Jones, dan model Cindy Crawford berada dalam deretan terdepan saat duel berlangsung di MGM Arena, Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, 11 September 1996.
Advertisement
Di Luar Prediksi
Di luar prediksi, pertarungan berjalan sengit. Jual beli pukulan berlangsung sesaat setelah bel dibunyikan. Holyfield tidak hanya sanggup bertahan. Dia bahkan berani menyerang Si Leher Beton.
Nama Holyfield mulai dielu-elukan sejak ronde keenam. Sementara Tyson mengalami sobek di pelipis akibat benturan kepala dan sempat terjatuh oleh hook kiri Evander Holyfield.
Tyson pernah mengatakan dia "pingsan" dan tidak bisa mengingat apa pun setelah ronde kedua.
"Mereka tidak menawarkan apa pun kepadanya di sudut itu," kenang Steve Bunce dari 5 Box Live. "Tidak ada bantuan, tidak ada keselamatan dan tidak ada solusi," bebernya.
Penuh Beban
Tyson sendiri penuh beban saat berhadapan dengan Holyfield. Berbagai pihak berlomba-lomba memanfaatkan kepalan tangannya untuk meraup untung. Promotor Don King bahkan rela melepas saham pribadinya di MGM Grand sebagai bagian dari kesepakatan untuk enam duel Tyson di venue itu.
King akhirnya menjualnya seharga 27,5 juta USD ketika perjanjian itu dibatalkan. Ada banyak kesepakatan, kepentingan pribadi, dan beban lain yang melekat pada diri Tyson saat menghadapi gempuran Holyfield di atas ring malam itu. Sementara, duel sudah memasuki ronde ke-10.
Kurang dari 40 detik memasuki ronde ke-11, Tyson tak berdaya. Pukulan demi pukulan mendarat telak di wajahnya. Tak ada perlawanan, wasit akhirnya menghentikan duel dan menyakan dia kalah TKO.
Advertisement