Liputan6.com, Jakarta Ada yang berbeda dari Pemilihan Serentak 2020 karena dilaksanakan di tengah situasi pandemi. Kini kita tidak lagi menemukan adanya kampanye akbar seperti rapat umum di lapangan terbuka, konser musik, perlombaan olahraga dan kegiatan-kegiatan lain yang menyedot banyak warga berkumpul.
KPU telah mengeluarkan aturan melarang seluruh kegiatan-kegiatan tersebut, digantikan dengan kampanye lewat media massa atau media sosial (daring). Meskipun begitu, kampanye lewat pertemuan langsung tetap diperbolehkan sepanjang hanya diikuti oleh maksimal 50 orang saja.
Advertisement
Lalu bagaimana cara pemilih mengenali, mengidentifikasi dan mengetahui visi, misi, dan program para calon kepala daerah? Salah satu metodenya adalah melihat rekam jejak calon lewat media digital. Seluruh kandidat kepala daerah pasti memanfaatkan teknologi digital seperti media sosial untuk berkampanye, menyampaikan gagasan, menawarkan program serta menampilkan visi dan misi masing-masing. Metode kampanye melalui dianggap efektif di tengah masa pandemi seperti sekarang ini.
Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik menyebut pemilih kini tidak perlu lagi berduyun-duyun datang ke lapangan terbuka atau berhimpitan datang ke kampanye tertentu untuk mengenal lebih jauh calon kepala daerah. Pemilih sekarang cukup menelusuri rekam jejak masing-masing kandidat lewat gawai. Metode ini lebih fleksibel karena bisa dilakukan di manapun tanpa mengganggu aktivitas sehari-hari.
“Kita harus bisa memanfaatkan teknologi dengan efektif selama masa kampanye, misalnya dengan mencari seluruh rekam jejak calon kepala daerah dengan menggunakan gawai. Kampanye kepala daerah tahun ini kita dorong berbasis digital, agar pemilih tidak perlu lagi keluar rumah untuk mengenal calon kepala daerah. Cukup lewat media daring saja,” ujar Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, Prof. Dr. Widodo Muktiyo.
Pengguna Internet Mencapai 175,5 Juta Jiwa
Pemilih cerdas adalah pemilih yang tidak hanya mampu memanfaatkan perkembangan teknologi, tapi juga pemilih yang kritis, merasa ingin tahu dan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang para kandidat kepala daerah. Pemilihan Serentak 2020 adalah ajang memilih pemimpin 5 tahun kedepan. Masa depan satu daerah sangat tergantung dari proses pemilihan, apakah yang dipilih sesuai dengan kehendak masyarakat serta membawa perubahan kearah yang lebih baik.
Jumlah pengguna internet di Indonesia pada 2020 tercatat sekitar 175,5 juta jiwa dari jumlah populasi sebanyak 268.583.016 penduduk. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kominfo mencatat penetrasi atau jangkauan digital nasional sebesar 64 persen di seluruh wilayah Indonesia. Penggunaan internet di Indonesia juga melonjak saat memasuki masa pandemi Covid-19. Metode kampanye menggunakan media daring lewat berbagai platform dianggap sangat efektif untuk menggaet pemilih.
Pemilih cerdas akan memilih pemimpin berdasarkan kemampuan, gagasan, dan tidak asal memilih. Partisipasi pemilih tidak hanya sekedar datang ke TPS lalu mencoblos, tetapi juga ikut aktif menyaksikan dan mengawasi seluruh proses Pemilihan, termasuk memonitor seluruh rekam jejak calon lewat media digital.
Ayo jadi pemilih cerdas!
Advertisement