Liputan6.com, Jakarta Amerika Serikat mengkritik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena dinilai tidak melakukan penyelidikan internasional secara transparan dan inklusif terkait asal-usul pandemi COVID-19 pada Selasa, 10 Oktober 2020.
Selain menuduh China menyembunyikan sebaran wabah COVID-19, AS juga menganggap bahwa WHO terlalu China-sentris. Hal ini dibantah oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyes.
Advertisement
"Mereka (tim peneliti internasional) adalah individu yang sangat dihormati di daerah mereka. Anggota tim berasal dari Rusia, Australia, Sudan, Denmark, Belanda, Jerman, Jepang, Vietnam, Inggris dan Amerika Serikat,” kata Tedros seperti dikutip Vhannel News Asia.
Sebelumnya, virus yang dikenal sebagai SARS-CoV-2 itu diyakini telah muncul di pusat kota Wuhan, China akhir tahun lalu, kemungkinan dari kelelawar di sebuah pasar yang banyak menjual hewan hidup.
Ilmuwan China sedang melakukan penelitian tentang asal-usulnya dan bagaimana virus tersebut dapat menular pada manusia. Tim internasional yang dipimpin WHO yang dibentuk pada September lalu mengembangkan rencana untuk studi jangka panjang yang didasarkan pada temuan China, menurut kerangka acuan yang diterbitkan.
Garrett Grigsby, dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, mengatakan kepada majelis WHO bahwa negara-negara anggota telah diberitahu tentang kerangka acuan penyelidikan beberapa hari yang lalu.
Persyaratan itu "tidak dinegosiasikan secara transparan dengan semua negara anggota WHO" dan "penyelidikan itu sendiri tampaknya tidak konsisten" katanya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
“Memahami asal mula COVID-19 melalui investigasi yang transparan dan inklusif adalah hal yang harus dilakukan untuk memenuhi amanah,” kata Grigsby.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut Ini:
Tanggapan Negara Lain
Pemerintah Inggris yang menyerukan untuk memprioritaskan penyelidikan, menambahkan "Kami berharap penyelidikan dan hasilnya didasarkan pada sains yang kuat."
Sun Yang, dari Komisi Kesehatan Nasional China, tidak menyebutkan penyelidikan tersebut dalam pidatonya pada Selasa kemarin tetapi mengatakan bahwa China mendukung "peran kepemimpinan WHO yang berkelanjutan".
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn, berbicara untuk Uni Eropa pada Senin, menyerukan "transparansi dan kerja sama penuh" selama semua fase penyelidikan.
Pakar Darurat Utama WHO Mike Ryan mengatakan pada 30 Oktober bahwa tim yang dipimpin WHO dan mitranya dari China telah mengadakan pertemuan virtual pertama mengenai penyelidikan bersama dan akan ditempatkan di lapangan pada waktunya.
Sementara itu, Trump mengumumkan penghentian sementara pendanaan AS ke WHO pada April, yang memicu kecaman dari banyak pemimpin dunia. PBB mengatakan pada Juli bahwa pihaknya telah menerima pemberitahuan resmi tentang keputusan AS untuk meninggalkan badan tersebut pada Juli mendatang.
Advertisement