Liputan6.com, Tokyo - Putra Mahkota Akihito dinobatkan sebagai kaisar Jepang pada 12 November 1990, dua tahun setelah kematian ayahnya, Kaisar Hirohito. Akihito menjadi kaisar ke-125 Jepang sepanjang garis kekaisaran sejak 660 SM.
Akihito merupakan putra satu-satunya Hirohito. Ayahnya mulai memerintah Jepang pada 1926 secara teoritis absolut, meskipun kekuatannya sangat terbatas dalam praktiknya.
Advertisement
Dikutip dari History.com, Kamis (12/11/2020), setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, Hirohito secara resmi dilucuti dari kekuasaannya oleh Amerika Serikat dan dipaksa untuk melepaskan keilahiannya. Dengan penandatanganan oleh Jepang atas amandemen konstitusi 1946, kaisar hanya menjadi figur resmi Jepang.
Akihito menimbulkan kontroversi pada 1959, ketika sebagai pewaris takhta Jepang, ia melanggar tradisi berusia 1.500 tahun dan menikah dengan orang biasa, Shoda Michiko, putri seorang pengusaha kaya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Akihito Memulai Era Heisei di Jepang
Setelah menjadi kaisar, Akihito yang merupakan seorang ahli biologi kelautan amatir dan pemain cello ulung, memulai era baru Jepang yang dikenal sebagai Heisei atau "achieving peace".
Pasangan kekaisaran memiliki tiga anak yakni Putra Mahkota Naruhito yang lahir pada 1960, Pangeran Akishino yang lahir pada 1965 dan Putri Nori yang lahir pada 1969.
Pada 30 April 2019, Kaisar Akihito lengser dari tahtanya, hal ini sekaligus menjadi tanda berakhirnya era Heisei. Ia digantikan Putra Mahkota Naruhito dan era baru di Jepang telah dimulai dengan nama Reiwa.
Reporter: Ruben Irwandi
Advertisement