BRI Pastikan Kecukupan Modal untuk Salurkan Kredit

BRI memiliki likuiditas yang memadai untuk tetap tumbuh.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Nov 2020, 13:32 WIB
Tumpukan uang kertas pecahan rupiah di ruang penyimpanan uang "cash center" BNI, Kamis (6/7). Tren negatif mata uang Garuda berbanding terbalik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai bangkit ke zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Bank BRI, Sunarso mengatakan secara ideal BRI mencatat Loan to Deposits Ratio (LDR) sebesar 82,68 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yakni 92,99 persen.

"Rasio LDR 82,68 persen atau lebih rendah dibandingkan LDR diakhir tahun lalu yaitu 92,99 persen," kata Sunarso.

Artinya, lanjut Sunarso kondisi ini menunjukkan BRI memiliki likuiditas yang memadai untuk tetap tumbuh. Penurunan LDR ini membuka ruang bagi BRI pada penurunan cost of fund lebih lanjut.

Sementara itu, permodalan BRI berada di level yang optimal. CASA pada kuartal III-2020 ini tercatat 20,92 persen.

"Baik LDR dan CAR tersebut menunjukkan sisi likuiditas bisa tumbuh signifikan dan memiliki kecukupan modal," kata Sunarso.

Selain itu, pada kuartal III-2020 ini BRi telah menyalurkan kredit sebesar Rp 935,435 triliun. Meningkat 4,86 persen dibandingkan kuartal II-2020 yaitu Rp 891,97 triliun.

Dari total kredit yang disalurkan tersebut 80,65 persen atau Rp 754,33 triliun disalurkan kepada UMKM. Sedangkan kredit kepada pelaku non-UMK sebesar Rp 181,01 triliun.

Bos BRI ini optimis, bank plat merah ini melihat peluang di tengah kemerosotan perekonomian sebagai dampak pandemi Covid-19. BRI akan berkontribusi positif bagi kondisi yang ada saat ini.

"Kami optimis melihat diujung lorong gelap ini ada setitik cahaya," kata di mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


BRI Cetak Rekor Restrukturisasi Kredit Terbesar Sepanjang Sejarah, Berapa Nilainya?

Ilustrasi pelayanan Bank Rakyat Indonesia.

PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) melaporkan progres penyaluran dana sebagai bentuk implementasi pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Direktur Keuangan BRI Heru Koesmahargyo membeberkan, perseroan telah melakukan restrukturisasi kredit bagi debitur terdampak Covid-19 senilai Rp 191,27 triliun kepada 2,93 juta debitur (per 25 Oktober 2020).

"Ini barangkali record restrukturisasi terbesar sepanjang sejarah, Rp 191 triliun," ujar Heru dalam webinar yang ditayangkan di kanal YouTube InfobankTV, Selasa (3/11/2020).

Lalu dalam penyaluran deposito pemerintah Rp 10 triliun (25 Juni - 7 Agustus), BRI berhasil melakukan ekspansi kredit hingga Rp 30 triliun kepada 695 ribu debitur. Sementara, deposito tambahan Rp 15 triliun (25 September - 17 Oktober) telah disalurkan Rp 15,06 triliun kepada 471 ribu debitur.

Heru melanjutkan, penjaminan kredit UMKM telah dilakukan BRI dengan nilai Rp 5,76 triliun kepada 9.442 debitur (30 Oktober 2020). "Juga subsidi bunga untuk UMKM senilai Rp 3,61 triliun kepada 6,57 juta debitur (2 November 2020)," ujar Heru.

Kemudian, untuk Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM), BRI telah menyalurkan Rp 5,98 triliun kepada 2,4 juta penerima (31 Oktober 2020). Lalu, KUR Super Mikro senilai Rp 5,20 triliun untuk 589 ribu debitur (2 November 2020).

"Terakhir, bantuan subsidi gaji pekerja dan buruh Rp 3,27 triliun kepada 2,7 juta penerima (2 Oktober 2020), jadi ini bantuan yang jumlahnya Rp 600 ribu, diberikan 2 fase sehingga sampai Desember penerima akan menerima Rp 2,4 juta," katanya. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya