Liputan6.com, Jakarta - Perwakilan pemerintah Rusia di Indonesia menyatakan siap bekerja sama dengan BUMN farmasi dalam pengembangan vaksin Sputnik V. Harga vaksin itu disebut akan lebih murah.
Duta Besar Rusia di Indonesia, Lyudmila Vorobyova, berkata negaranya masih negosiasi dengan Indonesia terkait kerja sama vaksin. Namun, Rusia berminat jika BUMN seperti Bio Farma, Kimia Farma, dan Indofarma ingin bekerja sama.
Baca Juga
Advertisement
"Sejauh yang kami tahu, Bio Farma dan Kimia Farma sedang bekerja dengan China dan Korea Selatan, tetapi jika mereka menunjukan ketertarikan untuk bekerja dengan Rusia, kami siap," ujar Dubes Rusia pada konferensi pers virtual, Rabu (11/11/2020).
Nama vaksin Sputnik V terinspirasi dari satelit pertama di dunia buatan Uni Soviet.
Sebagai catatan, Bio Farma dan Kimia Farma bekerja sama dengan perusahaan Sinovac and Sinopharm dari China untuk mencari vaksin COVID-19. Sementara, vaksin Korea Selatan dipegang oleh perusahaan swasta Kalbe Farma.
Pada Agustus 2020, pihak Rusia juga berkata sudah melakukan negosiasi dengan pemerintah Indonesia. Sayangnya, hingga kini belum ada perkembangan.
Saat ini, penelitian vaksin Sputnik V sudah diadakan di beberapa negara seperti Belarusia, India, Brasil, dan Uni Emirat Arab. Rusia juga mengembangkan dua vaksin lagi yang masih berada di tahap awal.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Suntik Massal
Dubes Lyudmila Vorobyova menyebut vaksin Sputnik adalah vaksin COVID-19 pertama di dunia yang diregistrasi. Ia juga berkata Rusia siap melakukan vaksinasi massal.
"Kami sungguh berharap vaksin kedua dan ketiga akan diregistrasi secepatnya, dan kami memperkirakan untuk memulai vaksinasi massal kepada populasi kami pada akhir tahun ini," ujarnya.
Sebelumnya, anak dari Presiden Vladimir Putin sudah mencoba vaksin Sputnik dan tak mengalami efek samping.
Vaksin Sputnik diklaim akan lebih terjangkau dari segi harga. Dubes Rusia berjanji vaksinnya akan mudah diakses oleh berbagai kalangan.
Advertisement
Ada Vaksin Covid-19, Protokol Kesehatan Harus Tetap Dijalankan
Staf Ahli Menteri PPN/Bappenas Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan, Amalia Adininggar Widyasanti, memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2021 akan segera pulih pasca ditemukannya vaksin Covid-19.
Dia menilai pendistribusian vaksin secara massal di tahun depan merupakan salah satu sinyal positif pengendalian pandemi virus corona.
"Artinya pada saat penyebaran virus Covid-19 bisa kita kendalikan dengan baik, di situlah ekonomi akan bisa segera pulih," ujar Amalia dalam sesi webinar, Sabtu 7 November 2020.
Kendati demikian, ia masih membuka ruang pertanyaan, seberapa efektif kah penemuan vaksin ini benar-benar bisa mengendalikan virus Covid-19.
Oleh karenanya, ia menganggap penerapan protokol kesehatan tetap harus dijalankan secara ketat agar ekonomi nasional bisa pulih seutuhnya.
"Jadi artinya apabila kita bisa melakukan adaptasi kebiasaan baru secara disiplin, protokol kesehatan dilakukan di setiap lini aktivitas perekonomian kita, ekonomi kita akan bisa pulih," imbuhnya.
Pemerintah sendiri disebutnya telah menentukan tema pembangunan khusus pada 2021, yakni diarahkan kepada pemulihan ekonomi dan reformasi sosial.
Pelaksanaan tema tersebut akan direalisasikan lewat berbagai program yang difokuskan untuk melakukan pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19.
"Berdasarkan hal inilah itu juga memberikan salah satu optimisme buat kita bahwa ekonomi kita di 2021 bisa tumbuh menjadi sekitar 5 persen," pungkas Amalia.
Infografis COVID-19:
Advertisement