Liputan6.com, Yogyakarta- Yogyakarta Gamelan Festival ke-25 kembali digelar pada 2020. Memasuki usia ke-25 tahun, Yogyakarta Gamelan Festival diadakan dengan konsep daring sebagai tuntutan adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi Covid-19. Meskipun demikian, beragam program yang ditayangkan secara live streaming justru membuktikan gamelan bisa beradaptasi di segala zaman.
“Gamelan merupakan kesatuan dan tidak modular, jadi dimainkannya tetap harus bersama-sama atau berbareng,” ujar Ishari Sahida, Project Director Yogyakarta Gamelan Festival, dalam jumpa pers, Senin (9/10/2020).
Menurut Ari Wulu, sapaan akrabnya, melihat Yogyakarta Gamelan Festival ke-25 dengan cara berbeda juga membuat orang semakin fleksibel bersentuhan dengan gamelan. Artinya, disiarkan secara langsung via daring membuat Yogyakarta Gamelan Festival ke-25 bisa disaksikan dari mana saja.
Baca Juga
Advertisement
Ia menuturkan sebagai sikap hidup, gamelan bisa diterapkan dalam situasi dan kondisi apapun, termasuk jaga jarak. Hal ini sejalan dengan filosofi gamelan yang masing-masing bunyi memberikan ruang untuk lainnya, sehingga tidak saling bertabrakan.
Usia 25 tahun yang melekat pada penyelenggaraan Yogyakarta Gamelan Festival kali ini juga penuh makna. Sebab, tidak banyak festival yang bisa bertahan dan rutin berjalan setiap tahun tanpa terhenti lebih dari 10 kali.
“Usia 25 tahun bukan sekadar romantisme, melainkan juga introspekso terhadap hal-hal yang sudah dilakukan Yogyakarta Gamelan Festival termasuk mengevaluasi manfaatnya,” ucap Ari Wulu.
Ia menilai, kondisi pandemi Covid-19 juga menjadi tantangan bagi Yogyakarta Gamelan Festival yang semakin meneguhkan usia ini tidak hanya dirayakan melainkan ruang untuk kontemplasi supaya terus memotivasi.
Dalam Yogyakarta Gamelan Festival ke-25 ada empat program acara, yakni konser gamelan, rembug budaya, lokakarya budaya, dan pergelaran tari. Dalam konser gamelan akan diikuti belasan penampil dari Yogyakarta, luar Yogyakarta, serta luar negeri, antara lain, Gamelan Keller (Prancis), Gamelan Kancil Arles (Prancis), Gamelan Larasati (Prancis), Rasamaya (Surakarta), Padhang Moncar Gamelan Group (New Zealand), Canda Nada (Yogyakarta), dan Omah Gamelan (Yogyakarta).
Yogyakarta Gamelan Festival ke-25 yang digelar Komunitas Gayam16 dan didukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bisa disaksikan secara langsung dengan konsep daring di www.YGFLIVE.com mulai 18 sampai 22 November mulai pukul 19.30 sampai 22.00 WIB.