Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau Bank BRI menargetkan pertumbuhan pinjaman di tahun 2020 sebesar 4 sampai 5 persen. Hingga akhir tahun, target ini diperkirakan akan tercapai karena pada kuartal III-2020 pertumbuhannya sudah mencapai target tersebut.
"Target untuk full year, loan growth sampai 4-5 persen dan saat ini kit ada di kisaran target," kata Direktur Utama Bank BRI, Sunarso, di Jakarta, Rabu (11/11/2020).
Advertisement
Sunarso menjelaskan saat ini Loan of Deposits Ratio (LDR) Bank BRI berada di angka 82,63 persen. Angka ini menunjukkan kondisi likuiditas yang dimiliki bank plat merah ini melimpah.
Namun, yang menjadi tantangan perusahaan yakni menumbuhkan pertumbuhan kredit di masyarakat. "Yang dikhawatirkan justru sekarang tantangannya untuk menggenjot pertumbuhan kredit," kata dia.
Posisi Net Profit Margin (NPM) saat ini berada di angka 5,8 persen. Meningkat dari sebelumnya di angka 5,5 persen. "Opec grup 9 persen, NPL akan terus dijaga di level 3 persen dan kredit cost di angka 3,2 persen," sambung Sunarso.
Data ini kata Sunarso masih sesuai dengan yang telah ditargetkan perusahaan. Selain itu, pemberian jasa pelayanan bank (fee based operating) tumbuh 8 persen.
"Realisasinya ini tumbuh pesat, bahkan kontribusinya ini sudah double digit," kata Sunarso.
Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BRI Pastikan Kecukupan Modal untuk Salurkan Kredit
Direktur Bank BRI, Sunarso mengatakan secara ideal BRI mencatat Loan to Deposits Ratio (LDR) sebesar 82,68 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yakni 92,99 persen.
"Rasio LDR 82,68 persen atau lebih rendah dibandingkan LDR diakhir tahun lalu yaitu 92,99 persen," kata Sunarso.
Artinya, lanjut Sunarso kondisi ini menunjukkan BRI memiliki likuiditas yang memadai untuk tetap tumbuh. Penurunan LDR ini membuka ruang bagi BRI pada penurunan cost of fund lebih lanjut.
Sementara itu, permodalan BRI berada di level yang optimal. CASA pada kuartal III-2020 ini tercatat 20,92 persen.
"Baik LDR dan CAR tersebut menunjukkan sisi likuiditas bisa tumbuh signifikan dan memiliki kecukupan modal," kata Sunarso.
Selain itu, pada kuartal III-2020 ini BRi telah menyalurkan kredit sebesar Rp 935,435 triliun. Meningkat 4,86 persen dibandingkan kuartal II-2020 yaitu Rp 891,97 triliun.
Dari total kredit yang disalurkan tersebut 80,65 persen atau Rp 754,33 triliun disalurkan kepada UMKM. Sedangkan kredit kepada pelaku non-UMK sebesar Rp 181,01 triliun.
Bos BRI ini optimis, bank plat merah ini melihat peluang di tengah kemerosotan perekonomian sebagai dampak pandemi Covid-19. BRI akan berkontribusi positif bagi kondisi yang ada saat ini.
"Kami optimis melihat diujung lorong gelap ini ada setitik cahaya," kata di mengakhiri.
Advertisement