Liputan6.com, London - Jika Anda meminta fans Tottenham Hotspur untuk menyebutkan rekrutan musim panas terbaik Jose Mourinho, maka satu nama akan muncul hampir setiap saat. Dia adalah Pierre-Emile Hojbjerg.
Tottenham mendatangkan Hojbjerg dari Southampton pada musim panas 2020. Gelandang berusia 25 tahun bergabung dengan mahar 15 juta pound.
Advertisement
Debut Hojbjerg bersama Tottenham di Liga Inggris berjalan kurang baik. Karena, Lilywhites takluk 0-1 dari Everton.
Tetapi, pemain Denmark itu kemudian membawa permainannya ke level yang sama sekali baru dalam dua bulan terakhir. Hojbjerg memainkan peran penting dalam kebangkitan Tottenham di klasemen Liga Inggris.
Saksikan Video Tottenham Hotspur di Bawah Ini
Jiwa Pemimpin
Seperti dilansir Football London, Hojbjerg bukan tambahan yang paling glamor untuk Tottenham saat didatangkan pada Agustus lalu. Namun, dia telah membuktikan nilainya dalam 14 pertandingan pertamanya untuk klub.
Dia adalah roda penggerak penting dalam rencana besar Mourinho. Cara bertahan dan kemampuan membuat bola bergerak maju telah memungkinkan orang lain untuk berkembang.
Keterampilan kepemimpinannya juga sudah jelas terlihat. Hal itu mengapa Ralph Hasenhuttl segera menjadikannya kapten di Southampton setelah penunjukannya sebagai bos.
Tidak akan mengejutkan jika Hojberg akan mendapatkan ban kapten dalam kariernya di Tottenham.
Advertisement
Sergio Busquets Baru
Hojbjerg mulai dikenal saat bergabung dengan Bayern Munchen pada 2012. Kepindahannya ke Allianz Arena memberinya kesempatan untuk bekerja di bawah asuhan Pep Guardiola. Juru taktik asal Spanyol itu telah membuatnya menjadi pemain seperti sekarang ini.
Hojbjerg adalah pemain termuda yang pernah bermain untuk Munchen di Bundesliga ketika berusia 17 tahun. Guardiola mengira dirinya telah menemukan 'Sergio Busquets of Munchen' pada diri Hojbjerg.
Hanya butuh beberapa sesi latihan untuk membuat Guardiola jatuh cinta kepada Hojbjerg. Dia mendedikasikan banyak waktu untuk Hojberg daripada siapa pun di klub.
Seorang pemain yang sudah begitu pandai membaca permainan dan bisa mengalahkan sejumlah lawan dengan satu operan.
Banyaknya gelandang berkelas yang dimiliki Munchen, membuat Hojberg sulit mendapatkan menit bermain. Dia harus bersaing dengan pemain hebat seperti Thiago Alcantara, Toni Kroos, dan Bastian Schweinsteiger saat itu.
Hojberg kemudian dipinjamkan ke Augsburg pada Januari 2015. Berkembang bersama Agusburg, ia kemudian dipinjamkan ke Schalke selama satu musim.
Ilmu Guardiola
Saat Guardiola pindah ke Inggris pada 2016 silam untuk tantangan baru di Manchester City, Hojberg mengikutinya. Tapi, dia bergabung dengan Southampton dengan kontrak jangka panjang.
Ditanya Marti Perarnau di Pep Confidential tentang apa yang dipelajari dari, Hojberg berkata: "Menjadi sedikit lebih berani dengan bola. Dia menunjukkan kepada saya betapa pentingnya bermain tanpa rasa takut."
"Dia mengajari saya semua tentang taktik yang tepat dan menunjukkan kepada saya cara bermain dengan semangat, kecerdasan, serta keberanian."
"Saya mengalami masa-masa sulit musim ini dan Pep benar-benar membantu saya. Dia mengatakan kepada saya bahwa saya hanya perlu mendedikasikan 90 menit sehari untuk sepak bola, tetapi 90 menit itu harus dilakukan secara penuh," ucap Hojberg menambahkan.
"Jika saya melakukan itu, dia meyakinkan saya, saya bisa berhenti mengkhawatirkan permainan saya."
Advertisement