Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) dan Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI), dengan dukungan Bank Indonesia dan OJK, menyelenggarakan Indonesia Fintech Summit (IFS) 2020.
Acara ini dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi kepada para inovator dan para penggerak industri fintech.
Advertisement
“Saya ingin menyampaikan apresiasi para inovator dan para penggerak industri fintech di seluruh Indonesia memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional, dan memperbesar akses masyarakat pada pembiayaan,” ujar Jokowi, Rabu (11/11/2020).
Jokowi mengakui layanan fintech telah berkembang pesat. Tercatat, penyaluran pinjaman nasional di tahun 2020 mencapai Rp 128,7 triliun, meningkat 113 persen yoy. Kendati begitu, Jokowi melihat masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, yakni terkait inklusi keuangan.
Di tahun 2019, indeks inklusi keuangan Indonesia adalah 76 persen. Lebih rendah dibandingkan beberapa negara lain di Asean, seperti Singapura 98 persen, Malaysia 85 persen, dan Thailand 82 persen.
Sementara tingkat literasi keuangan digital juga menunjukkan tren serupa, yaki masih terbilang rendah sebesar 35,5 persen.
“Oleh karena itu, saya harapkan para inovator fintech tidak hanya sebagai penyalur pinjaman dan pembayaran online saja. Tetapi juga sebagai penggerak utama literasi keuangan digital bagi masyarakat. Sebagai pendamping perencana keuangan serta memperluas UMKM dalam akses pemasaran e-commerce,” kata Jokowi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jokowi: Indonesia Butuh Banyak Inovator di Berbagai Sektor
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, Indonesia membutuhkan banyak inovator di berbagai sektor. Dia menekankan pentingnya inovasi sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan serta modal untuk memenangkan persaingan.
"Indonesia membutuhkan lebih banyak lagi inovator di berbagai sektor yang sangat dibutuhkan masyarakat seperti pangan, energi, kesehatan, termasuk inovasi dalam manajemen model bisnis dan digitalpreneur," ucap Jokowi saat memberikan sambutan pada Pembukaan Inovasi Indonesia Expo 2020, Selasa (10/11/2020).
"Saya mengajak para inovator memberikan sumbangsih bagi kemajuan bangsa dan negara, berkontribusi bagi kemanusiaan dan kehidupan yang lebih baik," sambung dia.
Menurut Jokowi, pandemi Covid-19 membuat banyak negara berlomba-lomba untuk menjadi yang tercepat dan terdepan melalui inovasi di berbagai bidang. Dia menyatakan, Indonesia pun menciptakan inovasi bidang kesehatan dengan menciptakan vaksin Covid-19 secara mandiri yang dinamai Merah Putih.
"Para inovator juga berhasil menemukan karya-karya yang sangat dibutuhkan bagi percepatan penanganan Covid-19, salah satunya GeNose," kata dia.
Adapun GeNose merupakan metode tes cepat Covid-19 yang merupakan hasil penelitian dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Jokowi menyatakan, metode ini dapat mendeteksi virus melalui tiupan dari mulut yang mudah dan cepat.
"Berbagai komunitas peneliti juga terus bekerja untuk menemukan obat dan terapi yang efektif bagi pengobatan Covid," kata Jokowi.
Hal tersebut, kata Jokowi, menunjukkan bahwa Indonesia tak kekurangan talenta-talenta hebat yang siap berkarya untuk kemandirian dan keunggulan bangsa. Kendati begitu, dia menilai inovasi membutuhkan ekosistem yang kondusif.
"Ekspo ini adalah salah satu contoh ekosistem tersebut. Kita harus terus memfasilitasi kerja sama antar-stakeholder, memperkuat multiple helix, memperkuat kolaborasi antara para inovator dengan industri, pemerintah, juga masyarakat," jelas Jokowi.
Dengan kolaborasi tersebut, dia meyakini karya-karya para inovator tak akan berhenti hanya pada tahap purwarupa saja. Namun, dapat berlanjut untuk diproduksi massal dan bahkan bergerak ke arah investasi komersial.
"Manfaatnya jelas sangat besar, bukan hanya mengatasi masalah-masalah dalam masyarakat, tapi akan bisa memberi nilai tambah bagi perekonomian nasional. Termasuk, penciptaan lapangan kerja baru," tutur Jokowi.
Advertisement