Sri Mulyani Kesulitan Cari Data UMKM

Sri Mulyani Indrawati mengeluhkan masih sulitnya mendapatkan data masyarakat penerima bantuan sosial (bansos), khususnya sektor UMKM

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Nov 2020, 16:40 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memimpin upacara peringatan Hari Oeang yang dilaksanakan di Kementerian Keuangan

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengeluhkan masih sulitnya mendapatkan data masyarakat penerima bantuan sosial (bansos). Kesulitan tersebut terjadi kepada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

"Paling sering dibahas namun sulit dari datanya adalah UMKM," katanya dalam acara Indonesia Fintech Summit, secara virtual di Jakarta, Rabu (11/11/2020).

Bendahara Negara itu mengatakan, banyak yang menyebut Indonesia memiliki 60 juta UMKM. Namun ketika pemerintah, mengalokasikan anggaran program pemulihan ekonomi (PEN) untuk UMKM, seperti fasilitas subsidi bunga atau restrukturisasi pinjaman atau banpres produktif Rp2,4 juta per UMKM, justru kesulitan.

"Mencari orangnya ini tidak gampang. Kita punya database yang sangat terfragmentasi," sebutnya.

Dia menyebut, selama ini data-data UMKM tersebut tidak berasal dari satu pintu. Ada yang berasal dari perbankan seperti BNI, BRI, dan bank lainnya. Juga ada pula yang berasal dari non bank seperti PNM, pegadaian, dan di Kemenkop UKM.

"Jadi ini adalah perlunya untuk integrasikan dan memungkinkan untuk eksekusi efektif efisien dan tepat sasaran. Juga bisa minimalkan yang disebut exclusion dan inclusion error" tandas dia.

Dwi Aditya Putra

Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pandemi Covid-19 Terbukti Tak Surutkan Semangat UMKM Berproduksi

Pekerja membuat mebel di kawasan Tangerang, Selasa (3/11/2020). Kementerian Koperasi dan UKM mengajak para pelaku UMKM yang telah siap mengekspor untuk memanfaatkan Generalized System of Preference (GSP). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kolaborasi Kementerian Koperasi Republik Indonesia bersama salah satu marketplace di Indonesia berhasil menciptakan nilai penjualan UMKM sebanyak ratusan juta rupiah.

Terhitung total ada 351 UMKM dari subsektor; fesyen, makanan minuman kemasan, dan kesehatan kecantikan berhasil lolos kurasi dan seleksi, berhasil hadir pada halaman khusus Festival Belanja Online yang terdapat di Shopee.

"Dampak pandemi Covid-19 terbukti tidak menyurutkan semangat para UMKM untuk berproduksi. Terbukti program Festival Belanja Online sudah berhasil menciptakan 4.708 total transaksi dalam kurun waktu 1 minggu setelah program berjalan dari tanggal 19 Oktober lalu," kata Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM, Victoria Simanungkalit, Senin (9/11/2020).

Festival Belanja Online tidak hanya hadir dalam halaman khusus di Shopee saja, namun dalam pelaksanaannya setiap hari Kamis sampai Minggu setiap minggunya, terdapat live streaming dengan nama Ngobrol dan Ngobral.

Dimana pada sesi Ngobrol lebih memberikan wadah informasi dan ilmu seputar digitalisasi UMKM. Sedangkan pada sesi Ngobral sebagai wadah para UKM untuk melakukan penjualan secara langsung produk atau promosi mereka yang dapat dibeli langsung pada saat live streaming berjalan.

Live streaming yang berjalan pada akun Shopee festivalbelanjaonline_kemenkop sudah berjalan 8 kali, dengan rata-rata penontonnya sebanyak 200-300 viewers/sesinya. Tidak hanya melibatkan narasumber dari Kementerian Koperasi, Influencer, Digital Marketing Spesialis, dan Content Creator tetapi sobat UKM juga ada yang terpilih untuk hadir pada live streaming.

“Sejauh ini, program Festival Belanja Online yang akan berjalan sampai tanggal 9 November nanti, sudah selaras dengan upaya Kementerian Koperasi & UMKM mengatasi dampak perekonomian UMKM di tengah pandemi," ujarnya.

Lanjutnya, antara lain sudah mencakupi tahapan Mitigasi & Survive serta Reactive yang tidak hanya melakukan pendampingan, melainkan juga sebagai upaya program pemulihan ekonomi nasional.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya