Liputan6.com, Jakarta - Perjalanan rekreasi bebas karantina antara Hong Kong dan Singapura akan dimulai pada 22 November 2020. Di bawah pedoman baru, penumpang akan diizinkan melangsungkan perjalanan antara dua lokasi tanpa perlu isolasi pada saat kedatangan.
Sebaliknya, mereka akan diminta untuk menjalani tes Covid-19 dan memberikan hasil negatif dalam waktu 72 jam sebelum keberangkatan. Semua turis yang tiba di Hong Kong juga akan diminta untuk mengikuti tes Covid-19 di bandara pada saat kedatangan, seperti dilansir dari CNBC, Rabu, 11 November 2020.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, tidak akan ada batasan untuk tujuan perjalanan dan tidak ada persyaratan untuk rencana perjalanan atau sponsor. Namun, turis tak boleh memiliki riwayat perjalanan ke tempat mana pun di luar Hong Kong atau Singapura dalam waktu 14 hari sebelum keberangkatan.
Kedatangan akan tunduk pada pembatasan Covid-19 lokal masing-masing, seperti mengunduh aplikasi pelacakan kontak dan mengenakan masker. Setiap turis yang tertular virus diharuskan menanggung biaya medis sendiri.
Penerbangan ini awalnya akan dibatasi satu penerbangan per hari ke setiap kota dengan batas 200 wisatawan di setiap penerbangan. Jika situasi virus corona tidak memburuk di kedua kota tersebut, penerbangan diperkirakan akan meningkat dari 7 Desember 2020 menjadi dua per hari ke setiap kota.
Namun, jika rata-rata mingguan dari kasus yang dikonfirmasi melebihi lima per hari, baik Singapura dan Hong Kong, maka travel bubble akan ditangguhkan selama dua minggu, kata Sekretaris Pembangunan Ekonomi dan Perdagangan Hong Kong, Edward Yau.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Langkah Sangat Penting
Travel bubble penerbangan ini hanya akan mengangkut penumpang yang bepergian antara Hong Kong dan Singapura. Kedua pusat bisnis Asia itu sangat bergantung pada perjalanan internasional.
Tahun lalu, Hong Kong mencatat lebih dari 453.000 turis datang dari Singapura, sedangkan Singapura menerima 489.000 pengunjung dari Hong Kong, menurut statistik resmi kota masing-masing.
"Meskipun kami mungkin memulai dari yang kecil, ini adalah langkah maju yang penting. Saya yakin baik Singapura maupun Hong Kong akan bekerja sama sepenuhnya untuk membuat skema ini berhasil," kata Ong Ye Kung, Menteri Transportasi Singapura.
Singapura maupun Hong Kong telah menjadi pendukung awal untuk memperkenalkan perjanjian perjalanan dengan negara lain yang dianggap berisiko rendah. Singapura, secara sepihak membuka perbatasannya untuk wisatawan dari negara-negara tertentu, termasuk Australia, Brunei, China daratan, Vietnam dan Selandia Baru.
Sementara itu, Hong Kong disebut sedang berbicara dengan 10 negara, termasuk Jepang dan Thailand, mengenai pengaturan serupa. Pada 10 November, Singapura memiliki 58.073 total kasus virus corona yang dikonfirmasi dan 28 kematian. Hong Kong memiliki total 5.390 kasus yang dikonfirmasi dan 108 kematian.
Advertisement