Restrukturisasi Jiwasraya Bisa Jadi Contoh Penyelesaian Kasus Asuransi Lain

Asuransi Jiwasraya telah menjadikan langkah restrukturisasi polis asuransi menjadi upaya utama dalam penyelesaian masalahnya

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Nov 2020, 17:20 WIB
Ilustrasi Jiwasraya (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - PT Asuransi Jiwasraya (Persero) telah menjadikan langkah restrukturisasi polis asuransi menjadi upaya utama dalam penyelesaian masalahnya. Hal ini dilakukan karena dianggap lebih memberikan kepastian kepada nasabah dan masa depan perusahaan itu sendiri.

Mengomentari hal ini, Anggota Ombudsman Ahmad Alamsyah Saragih mengatakan upaya restrukturisasi ini bisa menjadi salah satu contoh penyelesaian masalah di perusahaan asuransi lainnya. Hanya saja dia memberikan catatan.

"Opsi restrukturisasi Jiwasraya harus disertai publilasi roadmap yang jelas dan perkembangannya kepada piblik. Salah satu yang penting adalah prioritas penanganan nasabah kecil dengan kriteria urgensi yg jelas," ungkap dia kepada wartawan, Rabu (11/11/2020).

Seperti diketahui, saat ini ada beberapa perusahaan asuransi yang tengah mengalami masalah yang sama. Salah satunya WanaArtha Life. Saat ini ada sebanyak sekitar 26 ribu nasabah di seluruh Indonesia yang rekeningnya diblokir dan tak bisa mencairkan klaim asuransinya dengan perkiraan dana mencapai hampir Rp 3 triliun.

Hingga saat ini Kejagung masih memblokir sekitar 800 SRE saham dan penyitaan aset terkait kasus Jiwasraya dan menyeret WanaArtha.

"Restrukturisasi jelas diperlukan, tapi ekosistemnya harus diperbaiki," tegas dia.

Perbaikan ekosistem yang dimaksud diantaranya pengawasan terhadap produk dan early warning system OJK yang lebih tegas, laporan keuangan perusahaan asuransi harus lebih informatif terhadap nasabah dan harus mencakup perkembangan investasi, dan kemudian sistem penjaminan sebagaimana telah dilakukan di industri perbankan.

Dalam penyelesaian masalah asuransi seperti Jiwasraya, injeksi modal juga dipandang menjadi salah satu hal yang ahrus dilakukan.

"Injeksi modal tentu diperlukan, namun harus memperhatikan kaidah GCG dan persaingan usaha yang sehat," lanjut dia.

"Hal lain yang cukup penting adalah pemerintah harus membangun sistem penegakan hukum yang lebih smart, agar tidak berimbas luas dan merugikan pihak-pihak yang tidak related dan merusak industri. Kita harus belajar dari kasus Jiwasraya," pungkas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Restrukturisasi Jiwasraya Dinilai Bisa Tekan Kerugian Nasabah

Ilustrasi Jiwasraya (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pengamat BUMN Toto Pranoto mengapresiasi langkah Pemerintah dan manajemen baru PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang telah memiliki cetak biru rencana penyelesaian Jiwasraya, termasuk upaya restrukturisasi yang sedang dijalankan karena dapat menekan kerugian pemegang polis dan pemerintah.

Menurut dia, pembentukan Indonesia Financial Group (IFG) Life yang merupakan anak usaha holding BUMN asuransi dan penjaminan juga menjadi langkah penyelesaian persoalan di Jiwasraya.

"Perusahaan baru itu dapat menyerap seluruh kontrak polis nasabah Jiwasraya yang setuju dengan pemindahan pengelolaan produk ke IFG Life," kata Toto seperti dikutip dari Antara, Selasa (10/11/2020).

Menurut Toto, IFG akan bergerak sebagai korporasi asuransi life yang baru, memanfaatkan captive market di lingkungan perusahaan negara, dan lembaga-lembaga pemerintah serta pasar lainnya yang masih sangat terbuka lebar.

"Dukungan dana hampir Rp20 triliun sudah dianggarkan pemerintah dalam 2 tahun ke depan untuk modal IFG Life, baik untuk kebutuhan pembayaran polis jatuh tempo eks Jiwasraya maupun kebutuhan modal bisnis IFG ke depan," ujarnya.

Seperti diketahui, posisi liabilitas atau kewajiban Jiwasraya per 30 September 2020 berada di angka Rp 54,5 triliun, dengan aset Rp16 triliun. Dengan kondisi ini ekuitas Jiwasraya berada di posisi negatif atau minus Rp 38,5 triliun.

Toto menilai syarat agar IFG Life bisa tumbuh baik yakni dengan penunjukan manajemen profesional yang berintegritas serta kemampuan melakukan inovasi produk baru berbasis digital yang sudah menjadi tren dunia.

Dengan dukungan basis customer yang captive dan sinergi dengan banyak BUMN yang relevan, tambah dia, prospek IFG Life akan cukup baik.

"Jiwasraya sendiri pada akhirnya akan menjadi entitas bisnis yang membereskan penyelesaian dana nasabah yang tidak setuju dengan opsi untuk dipindahkan ke IFG Life. Jadi mereka ke depan saya duga akan bertugas ke masalah administrasi pemberesan soal tersebut," ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya